Suara.com - Partai Komunis Indonesia (PKI) kerap kali menjadi topik pembicaraan yang hangat. Pasalnya, sejumlah pihak meyakini bahwa PKI sudah benar-benar hilang dari Indonesia. Namun, tak sedikit pula yang mengatakan PKI masih ada, tetapi berkembang dengan cara yang berbeda.
Dilasir dari hops.id -- jaringan Suara.com, survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan ada 14% warga Indonesia yang percaya saat ini PKI akan bangkit.
Temuan survey 'Sikap Publik Atas Isu Kebangkitan PKI" yang dilangsungkan pada 23-26 September 2020 oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa dalam empat tahun terakhir atau sejak 2016, persentase warga yang percaya akan kebangkitan PKI hanya berkisar di angka 10%-16% saja.
Survei nasional tersebut dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dengan melibatkan 1.203 responden yang diwawancarai lewat telepon. Responden dipilih secara random dengan margin of error diperkirakan sekitar 2.9% saja.
Baca Juga: Masyarakat Sudah Cerdas, Sejarawan: Film G30S/PKI Terbukti Cacat Fakta
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas mengatakan bahwa rendahnya kepercayaan ini nampaknya terkait dengan pengetahuan masyarakat Indonesia soal isu kebangkitan PKI.
Dari survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), persentase warga yang percaya dengan isu kebangkitan PKI tidak banyak berubah sejak 2016.
"Temuan survei nasional Juni 2016 sampai September 2020 memperlihatkan warga yang setuju dengan isu bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI tidak banyak berubah, hanya berkisar 10-16 persen," ungkap Abbas.
64% warga mengaku tidak tahu atau tidak pernah mendengar adanya kebangkitan PKI di Indonesia. Sementara sisanya mengatakan tahu atau pernah mendengarnya.
Di kalangan yang tahu itu pun mayoritas menyatakan tidak percaya bahwa PKI akan bangkit. Hampir 61% (22 persen dari populasi) menyatakan tidak percaya bahwa PKI akan bangkit. Sementara itu, hanya sekitar 39% (14 persen dari populasi) menyatakan percaya ada kebangkitan PKI.
Baca Juga: Profil Sarwo Edhie Wibowo, Pembasmi PKI
Abbas menuturkan di kalangan yang mempercayai kebangkitan PKI, 79% menilai kebangkitan PKI adalah ancaman. Sementara 13% lainnya mengatakan PKI belum menjadi ancaman dan 6% sisanya menyatakan PKI bukan ancaman.
Lebih lanjut lagi, mayoritas warga atau 69% yang menilai PKI menjadi ancaman juga menganggap bahwa Pemerintah tidak cukup tegas mengatasi ancaman kebangkitan tersebut. Sedangkan sisanya merasa pemerintah sudah cukup tegas.
Dalam survei tersebut juga diketahui bahwa isu kebangkitan PKI berbeda-beda antara kelompok demografis.
Menurut temuan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), terdapat 62% warga berpendidikan tinggi mengetahui isu kebangkitan PKI. Sementara 18% lainnya adalah warga berpendidikan SD.
Tak hanya itu, 32% warga berpenghasilan di bawah Rp 1 juta/bulan mengetahui adanya isu kebangkitan PKI ini. Sementara itu, ada 40% warga berpenghasilan di atas Rp 4 juta mengetahuinya.
"Ini mengesankan bahwa pembicaraan tentang isu PKI lebih banyak beredar di kalangan elit," kata Abbas.
Dalam kaitannya dengan Pilpres 2019 silam, Abbas mengatakan bahwa PKI tentu berkaitan. Menurut survei yang dilangsungkannya, isu kebangkitan PKI lebih banyak diketahui oleh kalangan pendukung Prabowo dibandingkan dengan Jokowi.
Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga menunjukkan bahwa 48% pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 lalu megetahui adanya isu kebangkitan PKI. Sementara hanya 29% pemilih Jokowi yang mengetahuinya.
Demikian pula, 56% pemilih Prabowo yang tahu akan kebangkitan PKI menyatakan percaya bahwa PKI memang bangkit. Sedangkan pada kelompok pemilih Jokowi, hanya 29% saja yang berpendapat seperti itu.