Suara.com - Irjen Napoleon Bonaparte gagal menghadirkan tiga orang saksi fakta dalam sidang lanjutan gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (1/10/2020). Alhasil, sidang ditutup oleh hakim ketua Suharno dan akan dilanjutkan esok hari.
Kuasa hukum Napoleon, Gunawan Raka memaparkan, tiga saksi yang hendak dihadirkan adalah anggota Polri. Hanya saja, hingga saat ini, para saksi urung hadir karena tidak mendapat izin dari pimpinannya.
"Tetapi sampai terakhir mereka tidak dikasih izin. Jadi ini saya ada suratnya juga, intinya tidak dikasih izin untuk memberikan kesaksian di persidangan," kata Gunawan Raka.
Gunawan menuturkan, pihaknya telah berupaya menghadirkan tiga saksi itu untuk memberikan keterangan secara virtual. Namun tetap tidak bisa dilakukan dengan alasan yang sama.
Baca Juga: 3 Polisi Saksi Fakta Irjen Napoleon Lagi-lagi Absen di Sidang, Kenapa?
"Akhirnya kami masih coba usahakan untuk sidang teleconference daring, zoom, tapi ternyata juga mereka tidak bisa keluar dari Bareskrim," ujarnya.
Menurutnya tiga anggota Polri yang hendak dihadirkan adalah saksi kunci. Ketiga saksi merupakan sosok yang dapat memberikan keterangan yang bernilai.
"Memang itu adalah saksi yang mengetahui sekali, sehingga kami tidak mau saksi banyak tapi tidak bernilai keterangannya semua, dalam kasus itu namanya saksi kunci, ternyata tidak bisa dihadirkan," tuturnya.
Persidangan akan kembali dilanjutkan pada Jumat (2/10/2020) besok sekitar pukul 09.30 WIB. Agenda sidang besok adalah kesimpulan dari perkara tersebut.
"Sidang pada Jumat pukul 09.30 WIB dengan agenda kesimpulan dari kedua belah pihak," kata hakim ketua, Suharno di ruang utama Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Baca Juga: Bantah Terima Uang Rp7 Miliar Dari Djoko Tjandra, Penjelasan Irjen Napoleon
Dalam perkara kasus dugaan gratifikasi terkait penghapusan red notice Djoko Tjandra, sejauh ini penyidik Dittipikor Bareskrim Polri telah menetapkan empat orang tersangka. Keempat tersangka yakni, eks Kadiv Hubinter Polri Irjen Pol Napoleon Bonaparte, Kakorwas PPNS Bareskrim Polri Brigjen Pol Prasetijo Utomo, Djoko Tjandra dan Tommy Sumardi.
Penyidik menetapkan Djoko Tjandra dan Tommy sebagai tersangka pemberi gratifikasi atau suap. Sedangkan, Napoleon dan Prastijo ditetapkan sebagai tersangka penerima suap.
Dalam pengungkapan kasus tersebut penyidik telah menyita sejumlah barang bukti. Beberapa barang bukti yang disita yakni uang senilai 20 ribu USD, surat-surat, handphone, laptop dan CCTV.
Adapun, penyidik sendiri berencana akan melimpahkan berkas perkara tersebut ke Kejaksaan Agung RI dalam waktu dekat ini.
Setelah sebelumnya Kejaksaan Agung mengembalikan berkas perkara tersebut ke penyidik lantaran dinilai belum lengkap atau P19.