Suara.com - Matematika terkenal sebagai pelajaran yang sukar dimengerti sebagian orang saat mereka duduk di bangku sekolah.
Kondisi itu pula yang dialami seorang siswa sekolah asal China. Karena sulitnya mengerjakan pekerjaan rumah (PR) matematika, dia meminta bantuan sang ayah.
Namun, keputusan bocah laki-laki yang tak disebutkan namanya itu terbilang kurang tepat. Sang ayah yang coba membantu dibikin frustasi oleh berbagai angka dan rumus yang terbentang.
Saking kesulitan mengerjakan PR matematika anaknya, pria bernama Liu (45) itu sampai-sampai mengalami serangan jantung, sebagaimana dilaporkan New York Post.
Baca Juga: Napi Asal China Kabur, Petugas Pengawas Menara dan CCTV Lapas Tertidur
Insiden yang hampir fatal itu berlangsung bulan lalu, di mana warga Shenzen itu membantu tugas matematika anaknya yang duduk di kelas tiga sekolah dasar.
Menurut laporan rumah sakit, Liu mengaku mengalami sedikit nyeri dada setiap kali kebingungan untuk menjelaskan soal-soal matematika ke anaknya.
Saat tengah mengajari beberapa soal lagi untuk anaknya, Liu tiba-tiba mengalami nyeri dada dan sesak napas sebelum akhirnya pingsan.
Menyadari ada sesuatu yang salah, Liu melapor ke Rumah Sakit Rakyat Ketiga di Shenzhen keesokan harinya, di mana dia mulai kejang dan mulut berbusa sebelum pingsan lagi.
Untungnya, petugas medis dapat menghidupkan kembali pria itu dan menstabilkan kondisinya.
Baca Juga: Pandemi Belum Usai, China Malah Bagi-bagi Diskon dan Tiket Wisata
Pemeriksaan selanjutnya mengungkapkan bahwa Liu menderita infark miokard, di mana arteri koroner utamanya hampir sepenuhnya tersumbat, secara efektif memutus aliran darah ke jantung.
Ahli jantung Dr. Gao Hong mengatakan kondisi Liu dipicu oleh emosi yang kuat--rasa frustrasi yang dia alami saat mengawasi tugas sekolah putranya.
Secara khusus, kegelisahan Liu menyebabkan tekanan darahnya melonjak, yang pada gilirannya merusak pembuluh darah dan jantungnya, kata Gao.
Untungnya, melalui operasi darurat, Liu dapat menghindari kematian akibat aritmatika dan saat ini sedang memulihkan diri di rumah sakit.
Ini bukan pertama kalinya seseorang mengalami serangan jantung akibat stres.
Pada bulan April, pasien menjadi berita utama setelah menderita penyakit koroner yang dikabarkan mungkin dipicu oleh stres akibat virus corona.
Sementara itu, penelitian telah menunjukkan bahwa episode emosional yang intens benar-benar dapat merusak jantung seseorang.