Suara.com - Petugas kesehatan covid-19 dilempari tinja atau kotoran oleh keluarga pasien yang menolak dirawat di rumah sakit. Padahal, pasien tersebut telah dinyatakan positif Covid-19.
Insiden pelemparan kotoran kepada petugas kesehatan tersebut terjadi di Rusun Bandarejo, Surabaya, Jawa Timur.
"Kejadiannya tanggal 29 September," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara dikutip dari Terkini.id -- jaringan Suara.com, Kamis (1/10/2020).
Kejadian berawal saat Pemkot Surabaya menggelar tes swab di Rusun Bandarejo pada 23 September 2020.
Baca Juga: Viral! Petugas Covid-19 Dipaksa Warga Lepas APD saat Pemakaman Jenazah
Setelah dilakukan pemeriksaan, hasil yang keluar pada 28 September menunjukkan seorang warga rusun berinisial X positif Covid-19.
Pasien memiliki riwayat komorbid atau penyakit penyerta sehingga harus dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Namun pihak keluarga menolak saat petugas kesehatan datang menjemput.
"X ternyata ada komorbidnya, sehingga harus dibawa ke rumah sakit rujukan," imbuhnya.
Pihak Satgas Covid-19 bersama pihak kecamatan mendatangi kediaman pasien dan melakukan mediasi. Mediasi berjalan alot karena pihak keluarga bersikeras tak menginginkan X dibawa ke rumah sakit.
Saat petugas kesehatan hendak membawa X menuju ambulans, anggota keluarga pasien justru melempari petugas kesehatan memakai kotoran hingga mengotori hazmat yang dikenakannya.
Baca Juga: Warga Takut Pinjamkan Cangkul, Petugas Covid-19 Kubur Jenazah Pakai Tangan
"(Keluarga) tetap tidak terima, terus gitu (lempar kotoran) ke baju hazmat petugas," terangnya.
Petugas kesehatan yang mendapatkan perlakuan tak mengenakan itu tak sedikit pun melawan.
Usai keluarga melampiaskan kekesalannya, keluarga menjalani tes usap atau swab. Sementara X tetap dibawa ke rumah sakit guna diberi perawatan lebih intensif.
Febri berharap insiden serupa tak terjadi kembali di kemudian hari. Sebab, petugas medis juga berusaha membantu masyarakat memerangi infeksi Covid-19.
"Ini untuk kebaikan bersama agar bisa memutus mata rantai. Ini penyakit bukan aib," paparnya.