Suara.com - Menter Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengungkap kemelut di balik kematian pendeta Yeremia Zanambani (68) di Kampung Bomba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
TNI disebut dituduh sebagai pelaku, namun pihak keluarga melarang pemerintah untuk melihat kondisi jenazahnya.
Mahfud mengungkapkan TNI dan Polri kerap menjadi sasaran tuduhan ketika ada warga sipil tewas dibunuh. TNI sudah membantah kalau menjadi pelaku pembunuhan pendeta Yeremia.
"Kata TNI bukan dan sebagainya, sementara faktanya sampai sekadang kita tidak pernah punya akses untuk memeriksa jenazah, keluarganya enggak boleh," kata Mahfud melalui virtual, Kamis (1/10/2020).
Baca Juga: Pemerintah Klaim Bakal Profesional Usut Kasus Pendeta Dibunuh di Papua
Sementara menurut Mahfud, kelompok kriminal bersenjata (KKB) malah sudah mengunggah serta menyebarkan foto jenazah.
Mahfud menganggap hal tersebut sebagai upaya penyebaran narasi provokasi.
Meski demikian, Mahfud mengatakan pihaknya tidak akan menghadapinya dengan pendekatan keamanan. Pihaknya bakal berupaya melakukan pendekatan humanis agar permasalahan kedua belah pihak dapat selesai tanpa harus menggunakan kekerasan.
"Kami mau ke situ itu dihalang-halangi oleh keluarganya, oleh kelompok ini kalau kita mau memaksa lalu dikatakan tindakan kekerasan. Itu semua masih dilakukan upaya-upaya secara baik dan secara damai tanpa kekerasan polisi dan TNI saya minta selesaikan secara cepat tetapi jangan sampai ada korban," ungkap Mahfud.
Sebelumnya diberitakan, pendeta Yeremia ditemukan tewas tertembak senjata api dan tertusuk di Kampung Bomba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Sabtu (19/9/2020).
Baca Juga: Unggah Video Ceramah UAS, Mahfud MD Malah Dapat Cibiran
Menurut pendeta yang tidak bisa disebutkan namanya, Pendeta Yeremia ditemukan tak bernyawa di kandang babi miliknya dan ditemukan oleh istrinya pada Minggu pagi.
“Sabtu sore dia ke kandang babi sama istrinya. Lalu istrinya pergi duluan, dia tetap di sana. Setelah itu, saya dengar Pendeta Yeremia ditembak oleh tentara. Dia juga ditusuk katanya, karena masih hidup setelah ditembak,” jelasnya.
Kepolisian Daerah Papua menduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terlibat dalam pembunuhan ini untuk memancing perhatian global jelang sidang umum PBB yang akan digelar pada 22-29 September 2020.
Masyarakat setempat merasa pembunuhan pendeta Yeremia ini dilakukan untuk mencari pelaku penembakan yang menewaskan anggota TNI.
Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua Barat Socratez S. Yoman juga menuding TNI sebagai dalang di balik pembunuhan pendeta Yeremia.
“Pendeta Yeremia bukan orang jahat dan dia tak terlibat dalam penembakan TNI. Mengapa TNI langsung menembak Pendeta Yeremia? Kenapa tidak bertanya dulu. TNI yang pernah bertugas di Hitadipa pasti tahu Pendeta Yeremia, tapi TNI yang baru bertugas di Hitadipa tidak mengenalnya, makanya langsung ditembak mati,” kata Younes Dauw, aktivis HAM Papua.
Namun, TNI membantah tuduhan tersebut dan menuding KKB sebagai pelaku dari pembunuhan pendeta Yeremia.
Keterangan yang dikatakan oleh Kapen Kogabwihan III, Kol Czi IGN Suriastawa mengenai TNI yang disebarkan KKB di media sosial.
“Mereka memutar balikkan fakta. Terlihat jelas adanya setingan agar masyarakat terus mencurigai TNI dan pemerintah menjelang sidang umum PBB,” katanya.
Saat ini TNI juga sedang melakukan investigasi untuk mengetahui pelaku pembunuhan.