Polisi Didesak Usut Dugaan Rencana Provokasi Besar di Balik Aksi Saya Kafir

Siswanto Suara.Com
Kamis, 01 Oktober 2020 | 06:45 WIB
Polisi Didesak Usut Dugaan Rencana Provokasi Besar di Balik Aksi Saya Kafir
Musala dirusak di Tangerang (dokumentasi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang yang mencoret-coret dinding dan merusak Alquran di Musala Darussalam, Pasar Kemis, Tangerang, Banten, Selasa (29/9/2020), sore, sudah ditangkap polisi. Namanya Satrio Katon Nugroho. Dia seorang mahasiswa, usianya 18 tahun. 

Satrio tinggal di Perumahan Villa Tangerang Elok, tidak jauh dari tempat ibadah yang dia rusak. Hanya sekitar 50 meter. 

Dia melakukan merusak musala dengan menuliskan kalimat “Anti Khilafah,” “Anti Islam,” dan "Saya Kafir." Dia juga merusak Alquran dengan memakai tanda silang serta dilakban. Di dinding bagian yang lain, dia mencoret dengan tulisan “Islam Tidak Diridhoi.”

Penangkapan terhadap Satrio tak lama setelah kejadian diapresiasi sejumlah pihak karena dapat meminimalisir isu yang mengancam keharmonisan antar umat beragama.

"Terimakasih Polri yang sudah menangkap pelaku. Terbukti bahwa pelaku bukan kafir, karena kafir tak sebut diri kafir dan tak gunakan kata Ridho," kata politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand berharap Markas Besar Polri mengusut tuntas motif dan dugaan rangkaian rencana provokasi besar dibalik aksi tersebut.

Dia mengimbau masyarakat untuk waspada. Ferdinand menyebut begitulah pola kerja kaum intoleran menciptakan kegaduhan.

"Beginilah upaya-upaya kaum intoleran itu untuk segera membuat pertumpahan darah di negeri ini. Tapi entah mengapa penerintah terus diam!!" kata Ferdinand melalui media sosial.

"Saya menduga pelaku ini terafiliasi dengan ormas intoleran, mungkin HT, simpatisan ISIS atau pendukung Alqaeda," kata Ferdinand.

Baca Juga: Melihat Tampang Satrio Pencoret Musala "Saya Kafir"

Itu sebabnya, dia mendesak polisi membuka motif pelaku dan siapa pelaku ini, baik afiliasi politiknya maupun ormas yang diikuti agar semua tahu mereka ini ancaman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI