Suara.com - Saiful Mujani Research Centre (SMRC) dalam hasil survei terbarunya mengatakan bahwa hanya 14 persen yang mempercayai dan setuju terhadap adanya isu tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di tanah air.
Peneliti SMRC, Sirajuddin Abbas menjelaskan mulanya mereka melakukan survei tehadap 1.203 responden mengenai pendapat mereka apakah pernah mendengar kabar terkait sedang terjadi kebangkitan PKI.
Hasilnya, sebanyak 64 persen responden menyatakan tidak pernah mendengar. Sementara sisanya, 36 persen mengatakan pernah mendengar kabar tentang kebangkitan PKI.
Selanjutnya, kata Sirajuddin, pihaknya menanyakan kembali terhadap 36 persen responden terkait pendapat mereka apakah percaya dan setuju bahwa PKI memang sedang bangkit.
Baca Juga: Survei SMRC: 37 Juta Warga Indonesia Percaya PKI Akan Bangkit Lagi
"Kami juga tanya apakah setuju atau tidak setuju pendapat tersebut dan kami menemukan yang setuju itu ada 38,7 persen dari 36 persen tadi atau jumlahnya 14 persen dari populasi," kata Sirajuddin dalam diskusi virtual, Rabu (30/9/2020).
"Jadi artinya total populasi Indonesia yang tahu atau mengatakan setuju bahwa saat ini sedang ada kebangkitan PKI di Indonesia itu ada 14 persen," ujarnya.
Merujuk data sebelumnya, diketahui bahwa data masyarakat yang mempercayai kebangkitan PKI di Indonesia mulai dari Juni 2016 - September 2020 tidak banyak berubah.
"Kalau kita lihat trennya dari data yang kami punya dari mulai bulan Juni 2016 sampai September 2020 saat ini sebetulnya kita menemukan bahwa warga yang setuju dengan isu kebangkita PKI tidak banyak berubah," kata dia.
Sirajuddin berujar masyarakat yang percaya kebangkitan PKI hanya berkisar 10-16 persen. Di mana tertinggi pada Mei 2018 sekitar 16 persen, terendah pada November 2016 dan bulan Maret 2020 sekitar 10 persen.
Baca Juga: Kritik Gatot, Intelektual NU: Yang Layak Angkat Isu PKI Mestinya Warga NU
"Jadi secara umum memang kami melihat warga Indonesia yang setuju dengan orang pendapat bahwa saat ini tengah terjadi kebangkitan PKI itu tidak banyak berubah dari tahun 2016 sampai 2020, ini kisarannya antara 10-16 persen," ujarnya.
Adapun survei tersebut dilakukan kepada responden berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah melalui telepon. Sementara margin of error survei diperkirakan antara kurang lebih 2,9 persen ada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan asumsi sample random sampling.