Suara.com - Politikus PKPI Teddy Gusnaidi ikut berkomentar soal hebohnya tayangan Mata Najwa memawancarai kursi kosong, sebagai pengganti Menteri Kesehatan Terawan yang absen dan tak memenuhi undangan Najwa Shihab.
Lewat akun Twitter pribadinya, Teddy Gusnaidi mempertanyakan apakah kedatangan Menkes Terawan adalah kewajiban sehingga apabila tak datang akan dipermalukan seperti apa yang dilakukan oleh Najwa Shihab.
"Apakah sebuah kewajiban harus datang ke Mata Najwa sehingga jika tidak datang bisa dipermalukan seperti ini?" tukasnya, Selasa (29/9/2020).
Teddy juga mengatakan, Najwa Shihab seharusnya tidak terlena dengan pujian. Pasalnya dia dipuji bukan karena pribadinya, melainkan karena pekerjaannya yang mengizinkan mengorek narasumber.
Baca Juga: Sabarnya Najwa Shihab, Sudah Nunggu Menkes Terawan, Jadi Fans Arsenal Pula
"Ini yang pernah saya katakan bahwa Najwa jangan terlena pujian, karena dia dipuji bukan sebagai pribadinya, tapi karena pekerjaan yang memperbolehkan mengorek narasumber," imbuh Teddy.
Lebih lanjut lagi, Teddy Gusnaidi menuturkan Menkes Terawan selama ini tentu bekerja dan ikut memerangi pandemi covid-19. Ia juga tampak tidak sepakat apabila Menkes Terawan disebut hilang dari media.
"Apakah Pak Menkes Terawan diam saja selama ini? Tentu tidak karena terus bekerja menangani pandemi ini. Apakah di media beliau menghilang? Tidak juga, di pemberitaan masih ada," ujarnya seperti dikutip Suara.com.
Ia kemudian kembali melontarkan pertanyaan sinis, yakni apakah menjadi sebuah aib apabila Menkes Terawan tidak memenuhi panggilan untuk datang kepada Najwa Shihab.
"Terawan hanya tidak datang ke Mata Najwa saja, apakah itu aib?" tanyanya.
Baca Juga: 10 Pertanyaan Najwa Shihab untuk Menkes Terawan
Teddy Gusnaidi juga mengatakan, mempermalukan narasumber yang tak datang sebagaimana dilakukan oleh Najwa Shihab tentu bukan hal yang benar.
Sebab, acara Mata Najwa bukan istitusi hukum yang mewajibkan siapa yang diundang datang.
"Mata Najwa bukan institusi hukum yang jika ada WNI dipanggil wajib datang, Mata Najwa hanya acara biasa yang mencari makan dari iklan di media," kata Teddy.
Dalam cuitannya, Politisi PKPI ini juga menyinggung sejumlah kesalahan Najwa Shihab yang sampai saat ini belum ada konfirmasi lebih lanjut.
Menurut Teddy, Najwa Shihab dan acaranya pernah diam seribu bahasa, tidak berani melakukan investigasi terkait platform baru milik kakaknya yang mendapatkan proyek besar kartu pekerja, meskipun usia platformnya masih seumur jagung.
"Sampai detik ini dia diam," tegasnya.
Teddy Gusnaidi juga mengungkit Najwa Shihab yang hingga saat ini tidak berani menjawab ketika mengeluarkan pernyataan tanpa data yang valid mengenai DPR.
Politisi PKPI ini mengatakan ia hanya diam seribu bahasa ketika melakukan kesalahan fatal dan tidak meminta maaf sama sekali.
"Kalau bicara aib, maka Najwa Shihab baru berani bertanggungjawab atas kekonyolannya menuduh DPR yang ternyata tanpa data. Najwa juga harus berani investigasi perusahaan kakaknya yang dapat project kartu prakerja," kata Teddy.
"Berani tidak Najwa lakukan itu? Tidak ternyata sampai detik ini," lanjutnya.
Teddy Gusnaidi juga menegaskan bahwa ia menunggu Najwa Shihab untuk duduk di kursinya guna menjelaskan tuduhan tanpa datanya ke DPR dan melakukan investigasi terhadap perusahaan kakaknya. Pasalnya, Teddy mengatakan bahwa ini sudah didiamkan selama berbulan-bulan.
Teddy Gusnaidi mengganti tagar Mata Najwa Menanti Terawan menjadi Mata Najwa Menanti Najwa.
Ia mengaku ingin melihat apakah Najwa Shihab berani membahas tuduhannya ke DPR yang tanpa data dan melakukan investigasi ke perusahaan kakaknya.
"Mari kita tunggu."