Suara.com - Di dalam negeri, Presiden Joko Widodo tengah menuai banyak kritikan salah satunya karena bersikeras untuk melanjutkan Pilkada serentak 2020 di tengah pandemi Covid-19.
Kritikan tersebut di antaranya datang dari organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah yang menilai Pilkada di tengah pandemi memiliki banyak sisi negatif.
Kendati banjir kritikan terkait kebijakan-kebijakannya, nama Presiden Joko Widodo justru kian meroket di mata dunia.
Dilansir dari hops.id -- jaringan Suara.com, nama Jokowi masuk ke dalam deretan 20 besar tokoh paling dikagumi di dunia.
Baca Juga: Jansen PD: Uang dan Kekuasaan Sudah Diberi, Masak Atur Harga Swab Tak Bisa!
Pencapaian tersebut berdasarkan sebuah survei yang dirilis YouGov pada 25 September 2020 setelah melalui riset sejak bulan Januari-Maret 2020.
Dari 20 tokoh tersebut, Jokowi bersaing dengan tokoh-tokoh dunia lain yang berasal dari beragam profesi mulai dari pengusaha, politikus hingga olahragawan.
Di 20 besar teratas itu, terdapat nama juru kampanye lingkungan Greta Thunberg, penyanyi pop Jennifer Lopez, Beyoncé dan Shakira.
Ada pula pesepakbola Cristiano Ronaldo yang bertengger di peringkat ke-6 serta Lionel Messi di peringkat 11.
Sementara itu, mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama berada di posisi pertama sebagai tokoh pria paling dikagumi menggeser Bill Gates.
Baca Juga: Gus Sahal: Menkes Terawan Maha Payah, Jokowi Juga Sangat Mengecewakan
Sedangkan istri Barrack Obama, Michelle Obama menjadi tetap bertahan dengan bertengger di puncak teratas sebagai wanita yang paling dikagumi di dunia versi YouGov.
Adapun pengumpulan datanya dilakukan secara online di 42 negara dan diambil dari wilayah yang berbeda-beda.
Pihak YouGov mengaku telah melakukan wawancara di berbagai negara yang mencakup lebih dari tujuh persepuluh populasi dunia.
Survei ini sendiri dilakukan secara online di banyak negara, baik dengan penetrasi internet rendah hingga sampel yang hanya bisa diwakili oleh populasi secara online.
Walaupun saat ini Jokowi tengah menjadi sorotan karena Pilkada 2020, namun polemik tersebut tidak mempengaruhi hasil survei karena dilakukan jauh-jauh hari sebelum pernyataan presiden tersebut menuai kecaman.
Sebelumnya, melalui juru bicara Fadjroel Rachman, presiden mengungkapkan untuk tetap melanjutkan Pilkada serentak Desember mendatang.
“Pilkada 2020 tetap sesuai jadwal, 9 Desember 2020, demi menjaga hak konstitusi rakyat, hak dipilih dan hak memilih,” kata Fadjroel dalam konferensi persnya, Senin (21/09/2020) silam.