Suara.com - Seorang guru taman kanak-kanak di China dijatuhi hukuman mati usai terbukti bersalah dengan sengaja meracuni puluhan siswa, menyebabkan satu di antaranya meninggal.
Menyadur BBC, Selasa (29/9/2020), Wang Yun terbukti menuangkan sodium nitrit ke dalam bubur, menu sarapan murid-murid rekannya dengan tujuan balas dendam.
Insiden keracunan massal yang terjadi di Jiaozou pada 27 Maret 2019 ini membuat 23 anak muntah dan pingsan, sementara satu siswa dilaporkan meninggal dunia.
Penyelidikan polisi mengungkap seorang guru merupakan dalang di balik tragedi ini. Tak lama, pihak berwenang langsung menangkap Wang.
Baca Juga: Mengenal Cak Faiz, Tukang Bubur Surabaya Jago Bahasa Inggris dan Jepang
Lebih dari satu tahun berlalu, pengadilan setempat pada Senin (28/9) memutuskan untuk menjatuhi guru ini dengan hukuman mati.
"(Dia) memasukkan nitrit ke dalam bubur siswa guru lain, setelah berdebat tentang masalah manajemen siswa," ujar majelis hakim dikutip oleh media pemerintah.
Pengadilan juga mengungkap bahwa ini bukan pertama kalinya Wang meracuni orang, merujuk pada insiden sebelumnya di mana perempuan ini membeli nitrit secara online untuk menghabisi suaminya.
Namun saat itu, suaminya berhasil selamat dan hanya menderita luka ringan.
Sodium nitrit disebutkan sering digunakan sebagai bahan utnuk mengawetkan daging. Kendati demikian, jika digunakan dalam porsi yang tinggi, dapat berubah menjadi racun.
Baca Juga: CR-V PHEV dan SUV e: Concept Bakal Jadi Andalan Honda di China
"Wang tercela dan kejam, konsekuensi kejahatannya sangat serius, dan dia pantas dihukum berat," kata catatan pengadilan.
Lebih lanjut disebutkan, hukuman mati di China biasanya dilakukan dengan suntikan atau regu tembak.
Terkait hukuman mati, China menolak untuk membeberkan jumlah orang yang telah dieksekusi. Kelompok hak asasi percaya ada ribuan orang terbunuh setiap tahun.