Suara.com - Ratusan wanita di desa Angrotha di Madhya Pradesh, India membelah bukit dengan cara digali untuk membuat saluran air.
Menyadur Hindustan Times, Selasa (29/9/2020) sekitar 250 wanita dari desa Angrotha, Madya Pradesh, membelah bukit dalam 18 bulan untuk menciptakan saluran air.
"Kami telah bekerja selama lebih dari 18 bulan untuk menyalurkan air ke desa, air yang dulunya mengalir bebas di hutan dan tidak dapat digunakan." kata Babita Rajput, seorang wanita yang ikut membuat saluran air.
"Jadi, para perempuan di desa membentuk kelompok dan diputuskan untuk memotong bukit sekitar setengah kilometer dan memberi jalan agar airnya mengalir ke kolam di desa tersebut," sambungnya.
Baca Juga: Petugas Kebersihan Menyamar Jadi Dokter, Lecehkan Pasien Covid-19
Menurut laporan ANI, kekeringan melanda daerah tersebut dan menghambat pertanian dan ternak yang menjadi salah satu mata pencaharian warga sekitar.
"Kami melakukan ini sendiri, ada kekurangan air di sini. Kami tidak dapat bertani dan ternak kami juga menderita." ujar Vivitabai Adivasi, salah satu wanita yang ikut menggali.
Vivitabai juga mengungkapkan ada sekitar 250 perempuan yang ikut menggali untuk mengalirkan air ke kolam di desanya. "Kami membutuhkan waktu sekitar 18 bulan untuk menyelesaikan pekerjaan ini," ungkap Vivitabai.
Warga Angrotha menyambut baik dan senang atas usaha ratusan wanita yang sudah berjuang untuk membuat saluran air.
"Mereka telah membelah bukit dan membuat jalan air. Para wanita juga bekerja untuk menghilangkan beberapa batu yang ada di jalur aliran air," kata seorang warga desa lainnya, Ram Ratan Singh Rajput.
Baca Juga: Wanita Diperkosa Sopir dan Kondektur saat Bus Tengah Melaju
Sebelumnya ada seorang kakek yang juga melakukan hal yang sama seperti ratusan wanita tersebut untuk membuat saluran air.
"Saya membutuhkan waktu 30 tahun untuk menggali kanal ini yang membawa air ke kolam di desa," kata Laungi Bhuiyan.
Laungi mengaku bahwa selama 30 tahun terakhir, ia pergi ke hutan terdekat untuk menggembala hewan ternaknya sambil menggali kanal.
"Tidak ada yang membantu ... penduduk desa pergi ke kota untuk mencari nafkah tetapi saya memutuskan untuk tetap di belakang," katanya kepada kantor berita ANI.
Desa tempat Laungi tinggal dikenal sebagai tempat perlindungan bagi para Maoists atau anggota Partai Komunis India yang ingin menggulingkan pemerintahan India.