Suara.com - Letnan Jenderal TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan sedang menjadi perbincangan karena tidak hadir dalam acara Mata Najwa. Berikut profil Menteri Kesehatan Terawan.
Dalam wawancara itu, kursi untuk Menkes Terawan dibiarkan kosong dan Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong tersebut. Sebelumnya, Menteri Terawan juga sempat menjadi perbincangan setelah mengenalkan terapi cuci otak atau brain wash untuk penderita stroke.
Terawan mulai menjadi dokter tentara pada tahun 1990 dan mulai ditugaskan di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto sejak tahun 2015. Terawan sempat ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk merawat almarhumah ibu Ani Yudhoyono. Berikut Profil Menteri Kesehatan Terawan selengkapnya.
Mantan Dokter Militer
Baca Juga: Meme Kocak Mata Najwa Menanti Terawan yang Bikin Susah Mingkem
Dr. dr. Terawan Agus Putranto lahir di Yogyakarta, 5 Agustus 1964. Menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia sejak 23 Oktober 2019. Sebelum menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Terawan adalah seorang dokter militer dan menjabat sebagai ketua Tim Dokter Kepresidenan.
Terawan merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kemudian Terawan masuk menjadi anggota TNI AD dan mulai di tugaskan ke beberapa daerah seperti Lombok, Bali dan Jakarta.
Spesialis Radiologi
Untuk memperdalam ilmu kedokteranya, Terawan melanjutkan pendidikan di Universitas Airlangga, Surabaya. Disana ia mengambil jurusan Spesialis Radiologi.
Menurutnya ilmu radiologi di Indonesia belum banyak berkembang. Terawan berhasil menyelesaikan studinya pada usai 40 tahun. Tak sampai disitu saja, Terawan kembali menempuh studi doctor di Universitas Hasanuddin, Makassar dan lulus pada tahun 2013.
Baca Juga: Gus Sahal: Menkes Terawan Maha Payah, Jokowi Juga Sangat Mengecewakan
Dr. Terawan memiliki seorang istri bernama Ester Dahlia dan seorang anak bernama Abraham Apriliawan Putranto. Menteri Kesehatan Terawan sempat menuai kontroversi setelah mencetuskan sebuah metode penyembuhan yang disebut sebagai “Terawan Theory” yaitu sebuah teori yang dikenal dengan metode cuci otak untuk para penderita stroke.
Akibat dari praktik yang dia lakukan sebelum ada uji ilmiah, Terawan dipecat oleh Majelis Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia. Terawan juga menuai kontroversi saat menangani kasus covid-19 di Indonesia.
Terawan di kritik karena sikapnya yang anti-sains dan arogan dalam menangani kasus covid-19 di Indonesia. Terawan mengungkapkan bahwa virus covid-19 tidak lebih bahaya dari virus-virus flu biasa.
Dia juga menyatakan bahwa kasus kematian akibat virus flu lebih banyak daripada virus covid-19. Menurutnya membeli dan memakai masker untuk menghindari virus covid-19 itu sia-sia.
Demikian profil Menteri Kesehatan Terawan yang dapat Anda simak secara singkat.
Kontributor : Mutaya Saroh