Tetapi dia bilang di antara semua petugas yang pernah mengawal ketika sedang dakwah, "barisan emak-emaklah yang paling militan."
"Jangankan orang yang ngaku gila, orang yang gila harta dan jabatan pun bisa disikat sama emak-emak," katanya.
Hilmi Firdausi kembali menunjukkan foto barisan emak-emak yang dia maksud tadi. Foto itu diambil ketika dia mengisi kajian di rumah pendakwah Aa Gym.
"Tenang saja, di foto ini ada istri saya dan istri beliau," katanya.
Urgensi RUU Perlindungan Ulama
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih menilai kejadian penusukan terhadap ulama besar Syekh Ali Jaber menjadi pengingat urgensi keberadaan RUU Perlindungan Tokoh dan Simbol Agama untuk segera disahkan menjadi UU.
"Kasus persekusi bahkan upaya pembunuhan terhadap Syeikh Ali Jaber seakan jadi pengingat kita bahwa posisi mereka rentan dan penting untuk dilindungi negara," kata dia dalam keterangan pers.
Ia mendesak para pemangku kepentingan untuk segera merampungkan pembahasan RUU Perlindungan Ulama, yang saat ini masuk program legislasi nasional (Prolegnas) prioritas tahun 2020.
Menurut dia, RUU itu telah disepakati DPR dengan nama RUU tentang Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama (RUU tentang Perlindungan Kyai dan Guru Ngaji) yang diusulkan Fraksi PKS, Fraksi PKB, dan Fraksi PPP.
Baca Juga: Canda UAS Saat Ditanya Jamaah Soal Hukum Memakai Cadar
"Namun dalam format yang diusulkan PKS, RUU tersebut melindungi tidak hanya ulama atau tokoh agama dari kalangan Islam. Semua tokoh agama dari seluruh agama yang ada di Indonesia wajib dilindungi negara," ujarnya.