Suara.com - Tersangka utama penusukan di Paris, Prancis, mengakui kepada penyidik kepolisian bahwa dia memang sengaja mengincar jurnalis Charlie Hebdo lantaran merasa tersinggung dengan karya majalah tersebut.
Menyadur Al Jazeera, Charlie Hebdo memang kembali bikin kontroversi dengan menerbitkan ulang karikatur nabi Muhammad. Hal itu menimbulkan banyak kecaman terutama dari umat Islam.
Tersangka penusukan yang masih berusia 18 tahun mengatakan bahwa dia merasa tak senang dengan karikatur tersebut hingga nekat melakukan serangan di luar bekas kantor Charle Hebdo.
Serangan pada Jumat (25/9/2020) itu terjadi tiga minggu setelah persidangan di Paris terhadap tersangka penyerangan Charlie Hebdo, polisi wanita, dan supermarket Yahudi yang menewaskan 17 orang pada Januari 2015.
Sementara tersangka penusukan kali ini diyakini melakukan penikaman sendirian, delapan orang lainnya sekarang juga ditahan menyusul dua penahanan lagi pada Sabtu.
Dua orang baru yang ditangkap adalah adik laki-laki tersangka dan kenalan lainnya, kata sumber pengadilan.
Orang-orang yang terluka adalah karyawan agensi produksi TV pemenang hadiah Premieres Lignes, yang kantornya berada di blok yang sama di pusat kota Paris yang dulu menampung Charlie Hebdo.
Namun, diyakini kedua korban, yang turun ke jalan untuk berhenti merokok, tidak diserang secara spesifik. Mereka terluka parah tetapi nyawa mereka tidak dalam bahaya.
Tersangka secara keliru percaya bahwa kantor Charlie Hebdo masih berada di gedung itu dan ingin menyerang wartawan dari majalah tersebut, kata seorang sumber.
Baca Juga: Tewas Ditusuk, Mansur dan Pelaku Sama-sama Pencopet
Charlie Hebdo pindah kantor setelah serangan 2015 dan alamatnya saat ini dirahasiakan untuk alasan keamanan.