Berkaca Penanganan Covid-19, Kepala PBB Ragu Perubahan Iklim Teratasi

Jum'at, 25 September 2020 | 18:19 WIB
Berkaca Penanganan Covid-19, Kepala PBB Ragu Perubahan Iklim Teratasi
Sekjen PBB Antonio Guterres. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, ragu perubahan iklim akan tertangani dengan baik setelah menyaksikan buruknya kerjasama antar negara dalam menyelesaikan pandemi virus Corona.

Di tengah makin melonjaknya jumlah kematian global akibat pandemi virus Corona, Guterres menilai kerjasama antar negara tak berjalan dengan baik dan semestinya.

Pernyataan pria asal Portugal itu tak berlebihan jika melihat negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia justru saling bersaing alih-alih bekerjasama mencari solusi terbaik.

Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Kamis (24/9/2020), AS dan China bahkan saling serang terkait penanganan virus Corona.

Baca Juga: Selama Musim Panas, Orang Usia Muda Lebih Banyak Terinfeksi Covid-19

Para pejabat dari dua negara superpower itu memilij saling berdebat dibandingkan mencari jalan keluar.

"Pandemi adalah ujian nyata kerja sama internasional. Sebuah tes yang pada dasarnya kami gagal," kata Antonio Guterres dikutip dari Channel News Asia (CNA), Jumat (25/9/2020).

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan diplomat tinggi pemerintah China, Wang Yi, keduanya menyindir Amerika Serikat selama pertemuan dewan virtual tentang pemerintahan global pasca-COVID-19.

Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat, Kelly Craft lantas menjawab bahwa kedua negara harus berkaca dan merasa malu pada diri mereka masing-masing.

"Saya heran dan saya muak dengan isi diskusi hari ini ... anggota dewan yang mengambil kesempatan ini untuk fokus pada dendam politik daripada masalah kritis yang ada," kata Kelly.

Baca Juga: Pemerintah Jawab Rupa-rupa Tuduhan Biadab, Termasuk Konspirasi Covid-19

Meskipun tidak menyebutkan negara mana pun, Lavrov mencatat bahwa pandemi telah memperdalam perbedaan antar negara bagian.

"Kami melihat upaya dari masing-masing negara untuk menggunakan situasi saat ini untuk memajukan kepentingan sempit mereka saat ini, untuk menyelesaikan masalah dengan pemerintah yang tidak diinginkan atau pesaing geopolitik," beber Lavrov.

Ketegangan yang sudah lama membara antara Amerika Serikat dan China mencapai titik didih terkait pandemi, menyoroti upaya Beijing untuk mendapatkan pengaruh multilateral yang lebih besar sebagai tantangan bagi kepemimpinan tradisional Washington.

Wang Yi menyerukan koordinasi dan kerja sama yang lebih baik di antara kekuatan utama pada pertemuan kemarin.

"Negara-negara besar bahkan lebih berkewajiban untuk mengutamakan masa depan umat manusia, membuang mentalitas Perang Dingin dan bias ideologis, dan bersatu dalam semangat atau kemitraan untuk mengatasi kesulitan," kata Wang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI