Pesan Guru ke Menteri Nadiem: Jangan Buru-Buru Buat Kurikulum Baru

Jum'at, 25 September 2020 | 18:01 WIB
Pesan Guru ke Menteri Nadiem: Jangan Buru-Buru Buat Kurikulum Baru
Nadiem Makarim (Instagram/Kemdikbud.RI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar tidak terburu-buru dan hati-hati dalam menyederhanakan Kurikulum 2013 yang kini masih relevan digunakan.

Satriwan mengatakan perubahan kurikulum belum perlu dilakukan sebab kurikulum lama saja baru diterapkan di beberapa daerah, sehingga belum banyak guru yang memahami kurikulum 2013 secara utuh.

"Masih banyak sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 itu di tahun 2019 dan 2020, artinya kan baru setahun mereka, itu banyak wa ke saya dari kawan-kawan jaringan guru, kok baru saja kemarin kita ikut pelatihan kurikulum 2013 kok sekarang direvisi lagi," kata Satriwan dalam diskusi Asosiasi Guru Sejarah Indonesia, Jumat (25/9/2020).

Satriwan kemudian mempertanyakan latar belakang Kemendikbud yang berniat merevisi kurikulum 2013 ini.

Baca Juga: Guru Besar UI Mundur dari Ketua Bidang Kesehatan Satgas Covid-19

"Apa dasar sosiologisnya, apa dasar filosofisnya, apa dasar pedagogisnya, termasuk apa dasar politiknya?" ucapnya.

Dia mengakui memang dalam kurikulum 2013 saat ini standar kompetensi dasar dalam setiap mata pelajaran memang terlalu kompleks sehingga memang perlu disederhanakan, namun tidak perlu terburu-buru.

"Jangan terlalu terburu-buru, komitmen pemangku kepentingan pendidikan juga harus didiskusikan bersama," tegasnya.

Oleh sebab itu, Satriwan berharap Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan berbagai rencana penyederhanaan kurikulum ini guru-guru secara baik.

Sebelumnya, Mendikbud Nadiem menyatakan bahwa penerapan penyederhanaan kurikulum akan dilakukan secara bertahap mulai pada 2021 dari sekolah-sekolah penggerak.

Baca Juga: 4 Langkah Mudah Dapatkan Kuota Internet Gratis dari Kemendikbud

"Jadi di 2021 tidak akan ada penyederhanaan yang bersifat nasional, hanya di sekolah penggerak kami melakukan berbagai eksperimentasi untuk menggerakkan ini, jadi fokusnya ada di sekolah penggerak, bukan dalam skala nasional," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Rabu(23/9/2020).

Sekolah penggerak adalah sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah yang berasal sebelumnya dari program guru penggerak dan memiliki beberapa guru penggerak, sekolah ini nantinya akan menjadi tempat pelatihan bagi sekolah di sekitarnya.

Evaluasi uji coba penyederhanaan kurikulum di sekolah penggerak ini nantinya akan menjadi tanggung jawab direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan serta Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).

Nadiem memastikan penyederhanaan kurikulum juga akan dilakukan uji publik melalui Dewan Perwakilan Rakyat di Senayan, sehingga ini dianggap sebagai partisipasi publik secara umum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI