"Misalnya ada orang yang punya pikiran politik, dikontrol lah birahi kekuasaannya, karena akibat dari dia itu, tahu nggak bahwa ada klaster, sadar nggak dia bahwa dengan kumpul-kumpul ramai itu, bisa ada yang kena dan bisa mati, hanya karena birahi kekuasaan, birahi politiknya," kata Luhut di menit ke 8:25 dalam video di YouTube Najwa Shihab itu.
Bagi Luhut, kalau semua ini selesai (pandemi) siapa saja bebas mau menyelenggarakan apa pun seperti demo dan yang lainnya.
Pernyataan itu pun langsung dispesifikkan oleh Najwa yang menduga bahwa kumpul-kumpul yang dimaksud Luhut adalah deklarasi KAMI di Magelang.
Akan tetapi, Luhut tidak ingin memperjelas pihak yang dimaksud dan hanya memperingatkan kepada mereka yang membuat kerumunan agar jangan sok pahlawan.
"Mohon direnungkan, saya sudah katakan tadi Najwa, kau sebagai warga negara renungkan setiap tindakanmu dalam situasi krisis semacam ini,” ucap Luhut.
"Jangan kamu sok paling pahlawan sendiri, sok paling bersih!” sambung Luhut tegas.
Dia melanjutkan, keadaan sekarang ini berbicara soal nyawa manusia sehingga harus memiliki tanggung jawab moral bagi bangsa Indonesia.
Perbincangan panas itu pun sudah ditonton hingga 76,7 ribu kali serta mendapat ratusan komentar dari warganet.
"Bicara soal birahi politik,ngotot tetap pilkada itu BiIRAHI POLITIK kan? Kemanusiaan di atas politik,politik untk kemanusiaan.begitu logika nya. Kalo politik aja gak mau ngalah, apalagi ekonomi," celetuk pemilik akun YouTube Gording***
Baca Juga: Pemda DKI Pertanyakan Soal Hiburan Malam Yang Jadi Klaster Corona
"Pandemi ini harus ditangani oleh pure tenaga medis tanpa campur tangan suasana politis, karena hanya team medis yang tau apa, bagimana dan seperti apa di lapangan yang sesungguhnya terjadi pada pasien cov-19. Selama semua kebijakan tentang pandemi ini masih dicampur nuansa politis, pandemi ini will be so hard to be end!!!" timpal wakun lainnya mahes****