Belajar Bersama saat Pembatasan Covid-19, Perempuan Ini Didenda Rp 40 Juta

Kamis, 24 September 2020 | 20:41 WIB
Belajar Bersama saat Pembatasan Covid-19, Perempuan Ini Didenda Rp 40 Juta
Ilustrasi belajar bersama (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang perempuan di Singapura dijatuhi denda puluhan juta usai dianggap bersalah melanggar pembatasan, dengan mengizinkan seorang pria masuk ke apartemennya untuk belajar bersama.

Menyadur Channel News Asia, pengadilan mendenda Mika She Yuan Wei sebesar 3.700 dolar Singapura atau sekitar Rp 40 juta pada Kamis (24/9).

She dinyatakan bersalah karena mengizinkan teman prianya, Chiew Chin Wooi, untuk belajar akuntansi melalui kelas online dan bertemu dengan rekan lainnya untuk memberikan hadiah ulang tahun. 

Kepada pengadilan, Chiew mengaku memilih untuk menyambangi apartemen She lantaran koneksi internet di kediamannya buruk.

Baca Juga: Cegah Klaster Covid-19, Kemen PPPA Akan Buat Protokol Kesehatan Keluarga

Alhasil, ia pergi ke apartemen perempuan berusia 25 tahun itu pada 8 Mei, di mana pembatasan yang melarang adanya pertemuan sosial sedang diterapkan.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Tak hanya sekali, pria itu kembali mengunjungi kediaman She esok harinya dengan alasan serupa serta mengambil ujian online.

Selepas menyelesaikan ujian, Chiew dan She melakukan pertemuan dengan teman mereka yang lain, Ang Hui Shian, untuk memberikan kado ulang tahun.

Wakil jaksa penuntut umum Norman Yew menyebut She bersalah karena mengizinkan temannya masuk ke apartemennya selama dua hari berturut-turur dan menghabiskan banyak waktu bersama di ruang tertutup.

"Dia (She) tidak terlalu perlu untuk mengizinkan Chiew masuk ke dalam apartemen," ujar jaksa penuntut.

Baca Juga: Setelah Tampan, Inilah Kecamatan yang Akan Terapkan PSBM

Di hadapan majelis hakim, She mengatakan hanya ingin membantu Chiew, sebab ia merupakan orang Malaysia yang tinggal sendirian di Singapura.

Selama pembatasan, lanjut perempuan yang juga berasal dari Malaysia, semua tempat ditutup. Sementara, temannya yang harus mengikuti ujian penting, memiliki koneksi internet yang jelek.

"Ketika dia menelepon saya, dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak memiliki WiFi yang stabil, saya berasumsi saya adalah satu-satunya bantuan yang tersedia baginya," kata She.

Hakim Distrik Prem Raj mengatakan dia siap untuk memberikan keringanan jika perempuan ini hanya menghadapi satu tuduhan. Namun, pelanggaran itu berlangsung selama dua hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI