Suara.com - Setidaknya 28 polisi Afghanistan tewas dalam serangan yang dilancarkan Taliban di sebuah pos pemeriksaan keamanan pada Rabu (23/9).
Menyadur Al Jazeera, serangan Taliban ini terjadi di tengah pembicaraan damai di Doha yang masih terus berlanjut.
Juru bicara Gubernur Uruzgan, Zelgai Ebadi, mengatakan pejuang Taliban menawarkan 28 personel polisi lokal dan nasional kesempatran untuk pulang, jika mereka menyerah pada Selasa (22/9) malam.
"Tetapi setelah mengambil senjata mereka, Taliban membunuh mereka semua," ujar Ebadi.
Baca Juga: Pasangan Dipaksa Berhubungan Seks di Jalan, Videonya Disebar di Medsos
Qari Mohammad Yousuf Ahmadi, juru bicara Taliban, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Ia mengatakan pihaknya melakukan eksekusi setelah polisi di daerah itu menolak untuk menyerah.
Pejabat lokal lainnya yang berbicara tanpa menyebut nama, menyebut ada tiga polisi lain yang berhasil melarikan diri.
Bala bantuan tidak dapat mencapai pos-pos terdepan untuk menyelamatkan para perwira, namun Ebadi mengatakan pasukan keamanan Afghanistan belakangan kembali ditugaskan di pos pemeriksaan.
Pembunuhan 28 polisi ini terjadi setelah setidaknya 14 polisi dan tentara Afghanistan tewas pada Minggu (20/9).
Baca Juga: Terpeleset saat Bikin Video TikTok, Tiga Sahabat Tewas Tenggelam
Insiden di Afghanistan selatan ini terjadi ketika para pemimpin Taliban dan negosiator yang ditunjuk pemerintah memulai pembicaraan damai yang sebelumnya telah lama tertunda di Qatar.
Pembicaraan dimaksudkan untuk mengakhiri konflik menahun antara keduanya dan menetapkan rencana untuk masyarakat pasca perang.
Selama pembicaraan di Qatar, kedua belah pihak telah menghabiskan lebih dari seminggu untuk memutuskan agenda dan cara melakukan negosiasi.
Pemerintahan Afgahnistan dan Amerika Serikat telah menyerukan pengurangan kekerasan saat pembicaraan sedang diadakan, namun Taliban menyebut tidak akan berkomitmen untuk pengurangan sampai persyaratan gencatan senjata dinegosiasikan.