Suara.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali melontarkan pernyataan kontroversial jelang berlangsungnya Pemilihan Presiden (Pilpres) AS pada 3 November mendatang.
Menyadur The Guardian, Kamis (24/9/2020, Trump menolak untuk berkomitmen mentransfer kekuasaan secara damai apabila kalah di Pilres nanti.
Pernyataan yang membawa angin kecemasan itu dilontarkan sang Presiden AS ke-45 di hadapan para wartawan di Gedung Putih, Washington D.C.
“Apakah Anda akan berkomitmen untuk memastikan ada peralihan kekuasaan secara damai setelah pemilu?” tanya Brian Karem, wartawan Playboy, kepada Donald Trump.
Baca Juga: Trump Desak PBB Minta Tanggung Jawab China Atas Wabah Corona
Lantas Donald Trump menjawab: "Kami harus melihat apa yang terjadi, Anda tahu itu. Saya telah mengeluh sangat keras tentang surat suara, dan surat suara itu adalah bencana."
Merujuk pernyataan tersebut, keengganan Trump untuk berkomitmen menyerahkan kekuasaan secara damai jika kalah di Pilres nanti adalah karena masalah surat suara.
Dia menyatakan bahwa pemungutan suara melalui mail-in-ballots penuh dengan penipuan dan kecurangan.
"Saya mengerti itu, tetapi orang-orang membuat kerusuhan. Apakah Anda berkomitmen untuk memastikan bahwa ada pemindahan kekuasaan secara damai?" Kareem kembali melontarkan pertanyaan.
Namun, Trump tetap saja menolak untuk berkomitmen terkait pemindahan kekuasaan. Dia bahkan percaya diri bahwa tak ada pemindahan kekuasaan di Pilpres kali ini alias dia akan kembali menang.
Baca Juga: China Tuding Trump 'Sebar Virus' di Sidang PBB
"Singkirkan surat suara dan Anda akan mendapatkan ketenangan - tidak akan ada transfer, terus terang. Akan ada kelanjutan. Surat suara di luar kendali," beber Trump.
"Kamu tahu itu. Dan Anda tahu siapa yang mengetahuinya lebih baik daripada orang lain? Demokrat tahu itu lebih baik daripada siapa pun."
Penolakan Trump untuk menjamin transisi pemindahan kekuasaan yang damai membuat kekhawatiran muncul dari para lawan pilitiknya.
Mereka dilaporkan gelisah lantaran Trump sebagai Presiden Amerika Serikat saat ini tak mampu memadamkan aksi potes yang bermunculan di negara-negara bagian AS.
Sebelumnya, Donald Trump menolak memberikan pendapat apakah akan menolak atau menerima hasil pemilu nanti.
Dia juga sempat mengatakan bahwa lawannya, Joe Biden hanya bisa memenangkan Pilpres AS apabila hasil pemungutan suara dicurangi.
Donald Trump bahkan berani mengatakan bahwa hasil pemilu kali ini kemungkinan akan diperebutkan sampai ke Mahkamah Agung.
Untuk sementara, merujuk jajak pendapat yang dibuat Financial Times, Donald Trump kalah jauh dari Joe Biden yakni 143 berbanding 255.