Curhat Masalah Ekonominya, Pegiat Literasi Asal Bandung Dijerat UU ITE

Kamis, 24 September 2020 | 12:08 WIB
Curhat Masalah Ekonominya, Pegiat Literasi Asal Bandung Dijerat UU ITE
Didin Tulus saat di Polrestabes Bandung. (Facebook/Didin Tulus)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Didin Tulus, seorang pegiat literasi asal Bandung, Jawa Barat baru saja menjalani pemeriksaan di Polrestabes Bandung pada Jumat (18/09/2020) atas dugaan pelanggaran UU ITE.

Melalui akun Facebooknya, Didin menceritakan jalannya pemeriksaan tersebut, termasuk asal-usul mengapa ia bisa terjerat UU ITE.

"Hari ini, dengan itikad baik walaupun dengan perasaan takut, waswas dan tanpa uang, saya sudah memenuhi undangan pihak kepolisian untuk wawancara atas laporan yang diduga melanggar Undang-Undang ITE yang menimpa saya," tulis Didin Tulus membuka ceritanya.

Ia mengaku pemeriksaan dari pihak kepolisian terhadapnya berlangsung selama 6 jam mulai dari pukul 10.00-16.00.

Baca Juga: KPU Tetapkan Nomor Urut Paslon Pilkada Kabupaten Bandung

Pemeriksaan itu, lanjut Didin, didasari atas komentarnya di salah satu teman Facebook yang dianggap melanggar UU ITE.

Pegiat literasi Didin Tulus diperiksa polisi. (Facebook/Didin Tulus)
Pegiat literasi Didin Tulus diperiksa polisi. (Facebook/Didin Tulus)

"Sebenarnya saya hanya ingin menyampaikan isi hati saya tentang kondisi ekonomi saya yang morat-marit, ditambah dengan kondisi kesehatan anak saya yang membutuhkan biaya pegobatan tidak sedikit," ungkapnya.

Tidak cukup sampai di situ, Didin mengaku sedang dalam masa sulit lantaran dibebani pihak sekolah yang mengharuskan anaknya membeli sejumlah buku pelajaran.

"Apalagi di masa pandemik ini, buku yang dimaksud digunakan untuk pembelajaran daring," sambungnya lagi.

Didin menegaskan, curhatannya di kolom komentar temannya itu murni hanya untuk bercurah hati dan sama sekali tidak bermaksud mencemarkan nama baik pihak tertentu.

Baca Juga: Masjid di Dago Bandung Diserang, FKUB Minta Warga Tak Terprovokasi

"Di luar dugaan, ternyata komentar status saya itu di-tag/diteruskan ke orang yang tidak ada hubungannya dengan situasi yang sebenarnya saya alami, dengan menjadikan saya sebagai terlapor ke pihak kepolisian," imbuh Didin.

Dengan ujian yang menimpanya, Didin berharap bisa mendapatkan keadilan seadil-adilnya karena kondisinya sedang susah.

"Saya harap keadilan itu memiliki nurani dan ada bagi saya. Semoga orang miskin dan lemah seperti saya tidak menjadi korban bulan-bulanan dari mereka yang memiliki kuasa," tutupnya.

Atas unggahan itu, sejarawan JJ Rizal ikut mengomentari kasus yang menjerat Didin Tulus lewat akun Twitternya @JJRizal.

"Ya Allah tega betul yang laporkan curhat Didin atas masalah ekonominya, saya kenal didin pegiat literasi yang hidup dari buku untuk buku, saya selalu ketemu dia di acara-acara buku sebagai penjaga stand buku," tulis JJ Rizal.

"Cinta terbesarnya untuk Ajip Rosidi, duitnya dihabiskan untuk kumpulkan arsip pujaannya itu," sambungnya.

Sejumlah warganet pun langsung memberikan pembelaan kepada Didin di kolom komentar JJ Rizal.

"Menurut pendapat saya, baik pelapor maupun polisinya berlebihan, Bang. Kang Didin curhat, bukan mencemarkan baik. Hukum harus ditegakkan, tapi dengan kewarasan dan hati nurani. Kok mudah sekali mengkriminalisasikan rakyat kecil," cuit akun @ibn_sj***

"Semoga Allah memudahkan urusan beliau. Ya Allah gini-gini amat yah sekarang," kata @MasBudi*** mendoakan.

Keterangan selengkapnya di sini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI