Suara.com - Setiap hari ada tambahan empat ribuan warga terpapar virus Covid-19. Ketimbang informasinya seperti menyicil, analis politik dan ekonomi Rustam Ibrahim mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo agar pemerintah melakukan survei dengan melakukan swab test secara sampel acak terhadap warga yang belum terdeteksi positif corona.
Menurut Rustam, sampel yang diambil yang representative, dapat mewakili populasi (seluruh rakyat).
Dalam hal ini, kata dia, pemerintah dapat minta bantuan jasa lembaga-lembaga survei yang bekerjasama para dokter.
Dari hasil survei nanti bisa diprediksi berapa persen rakyat terpapar corona, kata dia.
Baca Juga: Program Vaksin WHO Tetap Berjalan Tanpa China, Amerika Serikat, dan Rusia
Rustam juga menyoroti polemik pilkada yang rencananya diselenggarakan 9 Desember 2020 ditunda atau tidak, jika masih ada pandemi Covid-19.
Menurut dia kalau mau konsisten dengan sikap demi keselamatan nyawa manusia, seharusnya tidak hanya meminta pilkada ditunda. "Tetapi juga seluruh aktivitas yang berpotensi kerumunan. Termasuk deklarasi, demo, ceramah-ceramah agama dan rapat atau pertemuan partai atau ormas tatap muka," kata dia.
Sejauh ini, menurut pengamatan Rustam, banyak kalangan yang minta pilkada ditunda, tetapi tidak kedengaran suara yang minta deklarasi dan demo juga ditunda selama pandemi.
Untuk mengendalikan virus corona, pendapat Rustam, pemerintah fokus pada pemaksaan atau pengawasan protokol kesehatan.
"Rakyat patuhilah protokol kesehatan jika berada di luar rumah. Tapi jangan hentikan aktivitas ekonomi, terutama yang langsung berhubungan dengan rakyat kecil," kata Rustam.
Baca Juga: Sandiaga Uno Pengkhianat Kini Jadi Timses Mantu Jokowi dan 4 Berita Lainnya
Sementara itu, dalam laporan Suara.com sebelumnya menyebutkan data kasus terkonfirmasi positif yang diumumkan pemerintah pada Rabu (23/9/2020) menunjukkan ada penambahan 4.465 kasus: total 257.388 kasus.
Kasus kematian akibat corona juga mengalami peningkatan: totalnya kini mencapai 9.977 jiwa.