Suara.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo yang menggebu-gebu ketika bicara tentang bahaya kebangkitan Partai Komunis Indonesia mendapatkan pertanyaan menarik dari pegiat media sosial Denny Siregar.
"Pak Gatot Nurmantyo, saya mau nanya, zaman jadi Panglima, ada berapa anggota PKI yang sudah bapak tangkap sehingga bapak sekarang begitu takutnya?" kata Denny yang menyebut dirinya pecinta kopi Indonesia.
Sejauh ini belum ada jawaban dari Gatot Nurmantyo yang sekarang bergabung dengan kelompok yang menamakan diri Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia.
Dalam video YouTube Hersubeno Poin, Gatot Nurmantyo menceritakan pengalamannya secara panjang lebar dalam mengamati kemungkinan-kemungkinan gerakan komunis bangkit lagi.
Baca Juga: Bukan Mainkan Isu PKI, Ustaz Hilmi: Buzzer Biasanya Komen HTI dan Khilafah
"Saya mengamati tentang kemungkinan-kemungkinan bangkitnya gerakan PKI gaya baru ini diawali sejak tahun 2008," kata Gatot.
Dia mengaku prihatin ketika materi sejarah tentang G30SPKI dihapuskan dari sekolah. Bagi dia hal tersebut sangat berbahaya karena bisa membuat generasi muda tidak percaya tentang adanya PKI. "Dan terbukti pada 2017, 90 persen lebih generasi muda tidak percaya adanya PKI," ujarnya.
Gatot mengatakan telah mendapat sejumlah data dan informasi mengenai bangkitnya PKI gaya baru. Ketika itu, dia masih menjabat Panglima TNI dan dia langsung membungkusnya dengan proxy war. Gatot bahkan memerintahkan seluruh anggotanya untuk menyaksikan kembali film G30SPKI.
Ketika perintah menonton film G30SPKI turun, kata Gatot, salah seorang kolega dari PDI Perjuangan mengingatkan dia untuk tak menghentikan perintah. Sebab, kalau tidak dihentikan, Gatot akan dicopot dari jabatan Panglima TNI. Namun, Gatot tetap melanjutkan instruksi.
"Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai PDIP menyampaikan, Pak Gatot hentikan itu, kalau tidak Pak Gatot pasti diganti," kata Gatot.
Baca Juga: Versi Gatot Nurmantyo, Ini Alasan Pencopotan Dirinya dari Panglima TNI
"Dan memang benar-benar saya diganti," Gatot menambahkan.
Menurut Gatot saat ini kebangkitan komunisme semakin terasa. Salah satu indikatornya kemunculan RUU Haluan Ideologi Pancasila dan sejumlah kasus lainnya.
Menurut penuturan Gatot, hal tersebut menunjukkan memang ada pihak yang ingin mengganti Pancasila. Dan apabila Pancasila diganti, kata dia, berarti ada keinginan pula untuk mengganti negara ini.
Hal itulah yang kemudian mendorong Gatot bergabung dengan KAMI -- koalisi yang antara lain digagas Din Syamsuddin dan dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, pada 18 Agustus 2020.
"Hal inilah yang membuat saya bergabung dengan kawan-kawan seperjuangan. Saya pada 1982 pernah bersumpah di atas Alquran, demi Allah saya bersumpah akan setia pada negara dan UUD 45," ujar Gatot.
"Sampai pensiun pun saya masih bertanggung jawab terhadap sumpah ini. Sampai kapan? Sampai sumpah itu berganti, saya masuk liang kubur, ditanya apa yang kamu lakukan terhadap sumpah ini."
Gatot berharap jangan sampai Pancasila diganti. Dia sangat khawatir tragedi 1965 silam akan terjadi lagi.
"Maka itu saya bangkit saat ini, agar jangan sampai Pancasila diganti. Sebab, kalau tidak, tragedi kelam 1965 akan terjadi lagi. Kalau itu benar sampai diganti, saya tidak bisa membayangkan," kata dia.