Bukan Mainkan Isu PKI, Ustaz Hilmi: Buzzer Biasanya Komen HTI dan Khilafah

Siswanto Suara.Com
Rabu, 23 September 2020 | 15:29 WIB
Bukan Mainkan Isu PKI, Ustaz Hilmi: Buzzer Biasanya Komen HTI dan Khilafah
Ustaz Hilmi Firdausi [Twitter Hilmi Firdausi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelang peringatan Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia -- sebenarnya setiap ada momen tertentu -- isu kebangkitan komunisme berhembus. 

Semenjak pertengahan bulan ini, isu tersebut makin kencang, terutama setelah ada dua kejadian penganiayaan terhadap ulama yang waktunya hanya berjarak dua hari. Pada Jumat (11/9/2020) imam masjid di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Muhammad Arif, dibacok dan kemudian meninggal dunia. Setelah itu, Minggu (13/9/2020), ulama Syekh Ali Jaber ditusuk seorang pemuda di masjid Bandarlampung. Kasus tersebut mengingatkan memori lama, PKI membantai sejumlah ulama.

Pendakwah Hilmi Firdausi merupakan salah satu tokoh yang ikut mengingatkan bahaya kebangkitan komunisme.

Melalui aku media sosial, dia menanggapi kalangan yang meminta jangan menghembuskan isu tersebut setiap September seakan-akan sengaja dimainkan untuk kepentingan tertentu. Kepada mereka yang tidak berkenan dengan isu komunisme muncul, Hilmi Firdausi menegaskan tidak ada maksud memainkan isu, tetapi lebih supaya publik waspada.

"Ada yang nyuruh hentikan isu PKI tiap September. Ini bukan memainkan isu, tapi jaga-jaga dan waspada, tidak hanya September, kalau perlu sepanjang tahun waspada. Sekali saja lengah, sejarah bisa saja kembali terulang. Lagian nggak ada ruginya kan kita siaga," kata Hilmi Firdausi.

Sehabis menyatakan sikap, Hilmi Firdausi kemudian menyindir buzzer.  "Buzzer biasanya akan komen tentang HTI dan khilafah," Hilmi menambahkan.

Tokoh yang juga getol mengingatkan tentang isu komunisme adalah Wakil Sekretaris Jenderal MUI Ustaz Tengku Zulkarnain. Beberapa waktu yang lalu, dia mengaitkan kasus penusukan terhadap Syekh Ali Jaber dengan gerakan komunis karena kejadiannya pada bulan September.

Dugaan itu muncul karena menurut Tengku ada banyak peristiwa penganiayaan, pembunuhan, yang terjadi pada September.

“Bahkan peristiwa-peristiwa yang didalangi komunis, di seluruh dunia itu, ada gerakannya itu adalah gerakan September. Jadi ini bukan hanya di Indonesia. Selalu gerakan September, menuju Oktober,” kata Tengku dalam ungkapannya dalam program Dua Sisi.

Baca Juga: Menilai PKI Bangkit Lagi, Jadi Alasan Gatot Bergabung di KAMI

Tengku menyebut salah satu gerakan yaitu yang dilakukan PKI Muso pada 1948.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI