Suara.com - Sebuah video pertikaian menggunakan senjata tajam tersebar di sosial media. Pertikaian itu melibatkan dua keluarga yang diduga disebabkan karena hasil panen padi.
Video yang diunggah oleh AEF lewat akun Facebook-nya memperlihatkan perdebatan panjang antara dirinya dengan N, istri adiknya.
Berdasarkan cerita yang ia unggah, AEF menghampiri rumah adik laki-lakinya dengan maksud menanyakan hasil panen padi di sawah milik orangtuanya.
AEF menanam padi itu di sawah milik ibu mereka. Ia mendapat kabar jika N dan keluarga adiknya akan menjual seluruh hasil panen untuk membeli sapi.
Baca Juga: Nama Bupati Bekasi Dicatut Minta-minta Sumbangan Dana COVID-19 di Facebook
Rencana itu tidak disetujui AEF karena selama ini adiknya sudah cukup menguras harta ibunya mulai dari sawah, ladang, ternak, hingga gaji pensiun.
Namun keberatan AEF itu memancing amarah N. Istri adiknya itu berteriak kepada AEF yang datang sambil menggendong bayi berumur 2 tahun.
N merasa suaminya berhak atas hasil panen karena selama ini ia juga mengurus sawah orangtuanya.
Tiba-tiba seorang perempuan yang disebut sebagai anak N keluar dari dalam rumah sambil membawa sebilah celurit.
Sambil berteriak ia meminta agar AEF pergi dari rumah mereka. Tak cukup di situ, N ternyata juga turut menghambur keluar dengan celurit yang lain.
Baca Juga: Selena Gomez Kirim "Surat Cinta" ke Mark Zuckerberg Lewat Instagram
Suami N pun berusaha menghalangi istri dan anaknya agar tidak terjadi tindakan yang lebih fatal.
Sementara dalam video yang mulai berguncang arah kameranya, terdengar lengkingan suara AEF yang ketakutan.
Ia pun melarikan diri dari amukan keluarga N.
Video yang kemudian diunggah ulang oleh akun TikTok adik AEF ini menuai beragam reaksi dari warganet.
Banyak warganet yang menyarankan agar AEF melaporkan peristiwa itu ke polisi, namun ia menolaknya dengan dalih bisa memicu dendam yang lebih dalam.
"Ayahku dan temannya melarangku untuk polisikan mereka karena teman ayahku bilang kalau dipenjarakan itu bukan seumur hidup, jadi suatu saat mereka akan bebas juga dari penjara, dan mereka akan dendam dan akan lebih ganas lagi," tulis AEF.
Namun ada pula warganet yang mewajarkan aksi penyerangan tersebut.
"Ya wajar sih, toh tanah itu pamanya yang urus, mungkin dari bibit sampai panen ya otomatis mereka lebih berhak. Di keluarga besar saya juga begitu kok, tanah nenek, yang menananm ibu saya. Tapi karena yang mengelola adiknya, ya semua dia yang ambil hasil sawitnya, masa iya yang cuma duduk manis mau nikmati hasilnya juga," komentar @fajarnove*****.
"Wahai keluarga sedarah, berdamailah," saran @winda****.