Suara.com - Pemerintah Arab Saudi mengatakan pada Selasa (22/9/2020) akan mulai membuka kembali perjalanan umrah secara bertahap mulai 4 Oktober 2020.
Menyadur Arab News, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menyebut keputusan itu diambil setelah melihat perkembangan pandemi Covid-19.
Di sisi lain, Arab Saudi juga melihat besarnya keinginan umat islam di seluruh dunia untuk kembali melakukan ritual atau ibadah tersebut.
Terdapat empat tahapan dalam pembukaan kembali ibadah umrah di Masjidil Haram, di mana tahap pertamanya bakal berlangsung 4 Oktober.
Baca Juga: Umrah Dibuka Kembali, Ini Kata Pengusaha Travel di Pekanbaru
"6.000 warga dan penduduk di dalam kerajaan akan diizinkan untuk melakukan umrah per hari mulai 4 Oktober," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Kantor Pers Saudi.
Di tahap pertama, Arab Saudi hanya mengizinkan akses umrah untuk warga negaranya dan ekspatriat dari dalam Kerajaan dengan kapasitas maksimal 30 persen atau setara 6 ribu jamaah perhari.
Tahap kedua kapasitas jamaah umrah akan ditingkatkan menjadi 75 persen atau setara 15 ribu hingga 40 ribu jemaah perhari mulai 18 Oktober.
Pada tahap ketiga, jamaah dari luar negeri akan diizinkan untuk melakukan umrah mulai 1 November dengan kapasitas penuh 20 ribu hingga 60 jemaah per hari.
Tahap keempat akan membuat Masjidil Haram kembali normal. Hal itu dilakukan Arab Saudi ketika semua risiko COVID-19 telah hilang.
Baca Juga: Rizieq, FPI, GNPF, PA 212 Ingatkan Jokowi Jangan Sampai Jadi Pilkada Maut
Demi menurunkan risiko penyebaran infeksi virus Corona, jamaah umrah akan diatur dengan aplikasi bernama “I'tamarna”.
Aplikasi ini akan diluncurkan oleh Kementerian Haji dan Umrah, dengan tujuan untuk menegakkan standar kesehatan dan memudahkan jamaah untuk memesan perjalanan mereka.
Kementerian Dalam Negeri meminta semua orang yang mengunjungi tempat-tempat suci itu untuk mematuhi langkah-langkah pencegahan.
Beberapa aturan diantaranya adalah harus memakai masker wajah, menjaga jarak aman dari orang lain, dan menahan diri dari kontak fisik.
"Arab Saudi ingin memberdayakan para peziarah, baik dari dalam maupun luar Kerajaan," kata Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
"Agar jemaah dapat melakukan ritual dengan cara yang aman dan sehat, sambil melindungi mereka dari ancaman pandemi."