Serangan Pistol Pena, Ancaman Baru di Ibu Kota Afghanistan

Rabu, 23 September 2020 | 08:52 WIB
Serangan Pistol Pena, Ancaman Baru di Ibu Kota Afghanistan
Serangan Pistol Pena, Ancaman Baru di Ibu Kota Afghanistan. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepolisian Kabul menyita puluhan senjata berbentuk seperti pena yang disebut-sebut digunakan oleh para pemberontak di ibu kota Afghanistan, Kabul.

Menyadur Channel News Asia, Selasa (22/9/2020), gelombang teror pembunhan telah terjadi di Kabul dalam beberapa bulan terakhir.

Senjata ini memiliki bentuk bak pena yang di dalamnya berisi satu peluru. Pistol ini disebutkan mudah dibawa tanpa terdeteksi.

"Ini seperti pena klik, penembak memasukkan peluru ke dalam kartrid mengarahkan dan mengklik tombol picu untuk menembakkan peluru," ujar seorang pejabat di Departemen Investigasi Kriminal (CID) Kabul.

Baca Juga: Penerobos Polres Tasikmalaya Kota Sempat Coba Rebut Senjata Petugas

Polisi akhir pekan lalu menemukan 48 pistol pena dalam paket senjata besar yang juga berisi bom lengket, peledak dengan kendali jarak jauh.

"Para teroris ingin menggunakan senjata ini dalam pembunuhan dengan yang kompleks di ibu kota," kata juru bicara Kementerian dalam Negeri Afghanistan Tariq Arian.

Meningkatnya pengangguran dan kemiskinan telah memperkeruh situasi keamanan Kabul yang sudah buruk dengan penculikan perampokan, dan penembakan mobil.

Situasi di Kabul juga diperparah dengan serangkaian pembunuhan yang menargetkan aktivis perdamaian, akademisi, dan pegawai pemerintah.

"Lebih dari 40 orang telah tewas dalam pembunuhan yang terjadi dalam kurun waktu enam bulan terakhir," kata pejabat CID.

Baca Juga: PUBG Resmi Kolaborasi dengan Blackpink, Light Stick Jadi Senjata?

Dia menyebut beberapa serangan itu dilancarkan dengan menggunakan senjata tak dikenal yang diyakini pihak berwenang sebagai pistol pena.

Para pejabat menuding pembunuhan semacam itu dilakukan oleh pihak Taliban yang belakangan telah membantah keterlibatan.

Kendati demikian, para pemberontak meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di daerah pedesaan, bahkan ketika Afghanistan dan negosiator Taliban bertemu di Doha guna berunding untuk mengakhiri konflik menahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI