Suara.com - Kasus kematian ratusan gajah di Botswana mulai menemui titik terang, di mana ahli menyebut penyebabnya adalah racun yang dihasilkan ganggang.
Menyadur BBC, Senin (21/9/2020), otoritas berwenang menyebut 330 gajah terus mati akibat meminum air yang mengandung cyanobacteri.
Cyanobactreria merupakan bakeri beracun yang dapat muncul secara alami di genangan air dan terkadang tumbuh menjadi bunga besar yang dikenal sebagai alga biru-hijau.
"Tes terbaru kami tekah mendeteksi neurotoksin cyanobacterial sebagai penyebab kematian. Imi adalah bakteri yang ditemukan di dalam air," ujar kepala departemen hewan dan satwa liar dan taman nasional, Mmadi Reuben.
Reuben menyebut kasus kematian hewan mamalia ini terhenti menjelang akhir Juni 2020, bertepatan dengan pengeringan air.

Temuan ini muncul usai dilakukannya tes berbulan-bulan di laboratorium spesialis di Afrika Selatan, Kanada, Zimbabwe, dan Amerika Serikat.
Kendati demikian, sambung Reuben, fenomena kematian ratusan gajah Afrika ini masih menimbulkan tanda tanya.
"Kami memilik banyak pertanyaan yang masih harus dijawab seperti mengapa hanya gajah dan mengapa daerah itu saja. Kami memiliki sejumlah hipotesis yang tengah kami selidiki," katanya.
Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), cyanobacteria dapat ditemukan di seluruh dunia terutama di perairan yang tenang dan kaya nutrisi.
Baca Juga: Ada Kopi dari Kotoran Gajah, Mau Coba?
Beberapa spesies cyanobacteria menghasilkan racun mempengaruhi hewan dan manusia, dengan gejalan berupa iritasi kulit, kram perut, muntah, mual, diare, demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.