Suara.com - Pegiat media sosial Denny Siregar mencandai Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain karena belakangan ini mengait-ngaitkan terminologi kadrun yang diucapkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan rasis dan menghina umat Islam.
"Zul zull... Kadrun kok rasis.. berasa ya??" kata Denny Siregar yang baru-baru ini menggugat Telkomsel senilai Rp1 triliun karena kasus kebocoran data pribadi.
Sesudah menulis itu, Denny Siregar menjelaskan definisi kadrun menurut versinya dan menghendaki Tengku menjelaskan letak rasisnya.
"Kadrun itu adalah seseorang yang merasa dirinya paling arab, tapi t*t*tnya kecil... Rasisnya dimana Zul. Apa karena kecil juga," kata Denny Siregar.
Baca Juga: Tengku Bilang Ucapan Ahok Hina Umat: Denny, Ruhut, Veronica Dkk Disentil
Sehabis itu, Denny Siregar kembali menuliskan sindiran.
"Banyak orang yang tidak sadar, bahwa iblis tidak dikutuk karena ia melakukan maksiat. Justru karena ia merasa paling beriman," kata Denny Siregar.
Dan ucapan Denny Siregar ditangkis Tengku dengan mengatakan: "Hehe... Iblis menolak sujud kepada Nabi Adam untuk menghormati beliau adalah maksiat mas... Melawan perintah Allah kok bukan maksiat...?"
Dapat tangkisan demikian, Denny Siregar makin "sadis" dan dia memberikan saran kepada Tengku. "Jawaban begini kok dibilang ustaz... Mending balik maen organ tunggal aja, ayah naen," kata Denny Siregar.
Selanjutnya, Denny Siregar membuat analogi untuk menjelaskan soal kadrun lewat percakapan.
Baca Juga: Tengku Tantang Ahok: Mau Bikin Gaduh Lagi, Maksud Ente Kadrun Siapa, Hok?
""Kenapa harus ada kadrun, pa ?" Tanya anakku. Kujawab, "Nak, tidak dikenal putih tanpa ada hitam. Tidak dikenal pula kebaikan, tanpa ada kejahatan. Kadrun ada untuk mengingatkan kita, bahwa kesombongan itu menghilangkan akal." Kudengar suara di video, "Ikan hiu makan tomat."
Vokabuler kadrun menjadi perdebatan di media sosial dalam beberap hari terakhir setelah diucapkan Ahok -- komisaris utama PT. Pertamina (persero). Semula Ahok mengkritik tata kelola internal hingga pengelolaan keuangan Pertamina yang menurutnya banyak yang tidak masuk akal. Tetapi kalau kalau Ahok disuruh jadi direktur utama perusahaan itu, Ahok bakal menolak karena kalau menerima akan ada kadrun-kadrun demo dan membuat gaduh negeri ini.
Sampai berhari-hari semenjak Ahok berkata demikian, Tengku terusik dengan term kadrun.
Lewat Twitter, Tengku mempersoalkan terus ucapan Ahok. Dia juga mengkritik sejumlah tokoh yang nama-namanya disebutkan dalam Twitter. Tengku mempertanyakan kenapa mereka tidak bereaksi terhadap ucapan Ahok yang dinilainya rasis dan menghina umat Islam.
"Ahok sebut akan didemo kadrun jika jadi dirut. Dan pendemo itu bikin gaduh NKRI... Kenapa mulut
@Dennysiregar7 Teddy, Veronica, Ade Armando, Abu Janda, Ruhut Sitompul dan kawan-kawan tidak "runcing" mengomentari ucapan rasis dan menghina umat Islam ini...? Mendadak sariawan? Semodel...?" kata Tengku dalam Twitter yang dikutip Suara.com, Sabtu (19/9/2020).
Dalam pernyataan sebelumnya, Tengku menganggap ucapan Ahok bisa memicu kegaduhan baru lagi di Indonesia.
Tengku meminta Ahok menyebut siapa itu kadrun yang dimaksud supaya tidak menimbulkan syak wasangka.
"Enak saja Ahok mengatakan kalau dia diangkat jadi dirut Pertamina, kadrun-kadrun mau demo lagi. Mau bikin gaduh lagi Republik ini. Maksud ente kadrun siapa, Hok? Mereka yang membela Al Qur'an yang ente hina kemarin itu? Lagi pula demo itu hak rakyat yang dilindungi UUD 1945 Pasal 28," kata Tengku.
Vokabuler kadrun selama ini terkenal dengan kepanjangan kadal gurun. Terminologi ini menjadi tenar setelah hajatan pemilihan kepala daerah Jakarta tahun 2012 sampai pemilu presiden tahun 2019. Kosakata kadrun terkenal menyusul ramai penggunaan kata kampret dan cebong -- term untuk kelompok pro dan oposisi.
Tengku menilai Ahok tidak tahu diri.
"Ahok sebut kadrun akan demo jika dia jadi Dirut Pertamina. Jika benar dia sebut kata "kadrun" sungguh Ahok tidak tahu diri... Ahok, ente diterima tinggal di NKRI saja mestinya sudah syukur... Sadarlah diri..." kata Tengku.
Kembali ke substansi kritik Ahok
Pertamina menyatakan akan menindaklanjuti kritik internal dari Ahok mengenai perbaikan manajemen.
“Sebagai komisaris utama masukan yang telah disampaikan beliau (Ahok) baik melalui rapat rutin setiap minggunya maupun channel komunikasi lainnya telah menjadi perhatian manajemen untuk ditindaklanjuti,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, Kamis (17/9/2020).
Fajriyah juga menjelaskan Pertamina menghargai pernyataan Ahok sebagai komisaris utama yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan.
Hal ini juga sejalan dengan restrukturisasi dan pembenahan yang sedang dijalankan direksi agar perusahaan menjadi lebih cepat, lebih adaptif, kompetitif.
Upaya direksi Pertamina untuk menjalankan perusahaan sesuai prosedur, menjadi lebih transparan dan profesional telah konsisten nyata dilakukan, melalui penerapkan ISO 37001:2016 mengenai Sistem Manajemen Anti Penyuapan oleh Pertamina dan grupnya, kerja sama dengan PPATK, dan juga institusi penegak hukum, serta pendampingan dengan KPK.
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi dalam laporan Antara berpendapat kritik dari Ahok bermaksud agar perusahaan migas negara tersebut lebih transparan.
“Saya rasa itu bukan membuka aib perusahaan, tapi bermaksud agar secara tata kelola perusahaan Pertamina agar lebih transparan kepada publik,” kata Fahmy.
Menurutnya, Ahok menyadari bahwa salah satu tugas sebagai komisaris utama adalah membasmi mafia migas di Pertamina. Dengan tata kelola yang lebih transparan diyakini dapat memagari mafia migas dalam berburu rente di Pertamina.
Terkait kritikan Kementerian BUMN, Fahmy menilai selama ini peran Kementerian BUMN cenderung sebagai kepanjangan tangan kelompok kepentingan dan endorser dalam menempatkan komisaris dan direksi BUMN.
“Bahkan endorser itu lebih powerful ketimbang penilaian kinerja dalam pengangkatan komisaris dan direksi BUMN. Sebagai ganti Kementerian BUMN yang dibubarkan perlu dibentuk super holding, yang membawahi berbagai holding BUMN dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden,” ujarnya.
Sedangkan analis komunikasi politik Hendri Satrio menilai kritik Ahok terhadap internal korporasi ada kemungkinan yang melatari.
Pertama, kemungkinan maksud bicara Ahok adalah sinyal akan ada perombakan direksi. Kedua, kemungkinan Ahok sedang mencari panggung.
Akademisi Univesitas Paramadina mengatakan sebagai komisaris utama, Ahok mestinya langsung membenahi korporasi Pertamina yang disinyalir ada yang tidak tepat.
“Ya diberesin saja, saya rasa dia punya wewenang untuk itu, tidak perlu berbicara kritik melalui media sosial, kasihan saja sama pekerja Pertamina yang sudah bekerja dengan baik dan benar terkena imbasnya,” katanya di Twitter yang dikutip Suara.com.
Setelah pernyataannya menuai polemik, hari Kamis lalu, Ahok memenuhi undangan Menteri BUMN Erick Thohir.
Dalam pertemuan itu, Ahok menyampaikan kritik dan saran ke Kementerian BUMN. "Yang saya sampaikan diterima dengan baik oleh Pak Erick," ujar Ahok dalam akun IG.
Usai mendengarkan pesan Erick Thohir, Ahok berkomitmen untuk menjaga soliditas teamwork dan terus melakukan transformasi BUMN.