Suara.com - Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengungkapkan bahwa hingga saat ini jumlah tes corona di Indonesia masih sangat sedikit, padahal pemerintah bilang dana negara masih banyak.
Zubairi mengakui memang tes masif hanya dilakukan di DKI Jakarta sementara provinsi lain masih jauh dari standar yang ditetapkan badan kesehatan dunia alias WHO.
"Tes kita masih sangat amat kurang sekali, banyak provinsi yang tidak mengerjakan PR nya, di provinsi yang lain masih amat kurang" kata Zubairi dalam diskusi Pergerakan Indonesia Maju, Kamis (17/9/2020).
Dia kemudian mencontohkan Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang beralasan jumlah tes tidak maksimal karena reagen habis dan jumlah tenaga medis pemeriksa spesimen di laboratorium terbatas.
Baca Juga: IDI: Kematian Tenaga Kesehatan Akibat Covid-19, Indonesia Tertinggi di Asia
"Saya baca di media misalnya Gubernur Jawa Tengah alasannya kok naif sekali, karena reagensia-nya habis, lah kan kata Pak Airlangga (Menko Perekonomian) duitnya banyak banget kok, gak bisa beli reagensia," ucapnya.
Kemudian, jika memang jumlah tenaga pemeriksa spesimen di laboratorium terbatas, Zubairi menyebut dana yang katanya banyak itu bisa digunakan untuk merekrut pekerja baru untuk bekerja di akhir pekan.
"Kedua (alasannya) karena hari sabtu dan hari minggu kan tutup tidak bisa memenuhi target, kan ya tinggal angkat orang di hari sabtu dan minggu, kan uangnya sekali lagi, ada, pegawai untuk tes ini bisa dari analis yang diberi pelatihan, artinya tenaga untuk tes pcr dan ambil sampel itu banyak ada dimana-mana tinggal direkrut," jelasnya.
Untuk diketahui, jumlah rata-rata tes corona Indonesia berdasarkan data www.worldometers.info/coronavirus berada di posisi ke 162 dari 215 negara.
Pemerintah baru melakukan pemeriksaan sebanyak 2.796.924 spesimen dari 1.652.324 orang (1 orang bisa tes lebih dari 1 spesimen), ini artinya Indonesia baru bisa melakukan pemeriksaan 10.203 tes per 1 juta penduduk dari total 274.140.070 penduduk.
Baca Juga: IDI Ungkap Masih Banyak Dokter Belum Terima Uang Insentif Covid-19
Sementara dalam laporan yang dirilis WHO pada Rabu (8/7/2020), positivity rate di Jateng berkisar 13 persen dengan rasio tes yang rendah yakni hanya 0,17 tes tiap 1.000 penduduk pada 29 Juni 2020 hingga 5 Juli 2020.
Rasio tes Covid-19 di Jateng ini kalah jauh dibandingkan DKI Jakarta yakni 1 tes per 1.000 penduduk setiap pekan.