Di Tengah Pandemi Corona, Ribuan Warga China Terinfeksi Bakteri Brucellosis

Jum'at, 18 September 2020 | 12:53 WIB
Di Tengah Pandemi Corona, Ribuan Warga China Terinfeksi Bakteri Brucellosis
Seorang pria bermasker meninggalkan Pusat Kesehatan Wuhan, di mana seorang pria yang dirawat karena penyakit pernafasan, meninggal, di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, 12 Januari 2020. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah pandemi virus Corona yang belum mereda, penyakit lain dilaporkan mengintai masyarakat China. Ribuan orang di Lanzhou, terinfeksi bakteri bernama brucellosis.

Menyadur 9News, Jumat (18/9/2020), kabar tersebut dibenarkan Komisi Kesehatan Lanzhou. Penyebaran bakteri itu disebabkan oleh oleh kebocoran di sebuah perusahaan biofarmasi tahun lalu.

Komisi Kesehatan Lanzhou menyebut setidaknya 3.245 orang terjangkit brucellosis, penyakit yang disebabkan oleh kontak dengan hewan ternak pembawa bakteri brucella.

1401 orang lainnya telah dinyatakan positif awal, meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, kata Komisi Kesehatan kota.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Siap Diuji Coba ke Ratusan Remaja dan Anak-anak

Secara total, pihak berwenang telah menguji 21.847 orang dari 2,9 juta penduduk Lanzhou, Ibu Kota provinsi Gansu tersebut.

Penyakit yang juga dikenal sebagai demam Malta atau demam Mediterania ini dapat menyebabkan gejala termasuk sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kelelahan.

Meskipun gejala ini mungkin mereda, beberapa gejala bisa menjadi kronis atau tidak pernah hilang, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Beberapa gejala yang akan dialami penderita adalah radang sendi atau pembengkakan pada organ tertentu.

Penularan dari manusia ke manusia sangat jarang, menurut CDC. Sebaliknya, kebanyakan orang terinfeksi dengan makan makanan yang terkontaminasi atau menghirup langsung bakteri tersebut.

Baca Juga: 25 Santri Pesantren Darussilmi Bintan Positif Corona, Kebanyakan Perempuan

Wabah ini berasal dari kebocoran di pabrik farmasi biologis Zhongmu Lanzhou, yang terjadi antara akhir Juli hingga akhir Agustus tahun lalu, menurut Komisi Kesehatan kota.

Saat memproduksi vaksin Brucella untuk hewan, pabrik menggunakan disinfektan dan pembersih kadaluarsa. Alhasil tak semua bakteri dibasmi dalam limbah gas tersebut.

Gas limbah yang terkontaminasi ini membentuk aerosol yang mengandung bakteri dan bocor ke udara, terbawa angin ke Institut Penelitian Hewan Lanzhou, tempat wabah pertama kali melanda.

Orang-orang di institut tersebut mulai melaporkan infeksi pada November tahun lalu, dan itu dengan cepat meningkat.

Pada akhir Desember, setidaknya 181 orang di institut itu telah terinfeksi brucellosis, menurut kantor berita pemerintah China Xinhua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI