Suara.com - Seorang mantan model bernama Amy Dorris mengaku pernah dilecehkan secara seksual oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dalam wawancara ekslusif dengan The Guardian, Amy menyebut Donald Trump mencium dan meraba-raba tubuhnya secara paksa dari bokong hingga payudara.
Pelecehan seksual yang diklaim Amy Dorris terjadi di turnamen tenis US Open lebih dari dua dekade lalu. Saat itu, Dorris masih berusia 24 tahun.
"Dia mendorong lidahnya ke tenggorokan saya dan saya coba mendorongnya," kata Amy Dorris dikutip dari The Guardian, Jumat (18/9/2020).
Baca Juga: Donald Trump: Vaksin Covid-19 Akan Siap Empat Minggu ke Depan
"Dan saat itulah cengkeramannya menjadi lebih erat dan tangannya memeras seluruh bokong, payudara, dan punggungku, semaunya," tambahnya.
Donald Trump lewat pengacaranya, menyangkal tuduhan terkait melakukan pelecehan seksual atau berprilaku tidak pantas terhadap Amy Dorris.
Mendapat sangkalan, Amy Dorris yang tinggal di Florida lantas memberikan beberapa bukti terkait klaimnya itu. Dia menunjukkan tiket tenis US Open dan enam foo yang menunjukkan dia bersama Donald Trump di New York.
Meski tak merinci kapan kejadian itu berlangsung, Donald Trump saat itu disebut masih berusia 51 tahun dan menikah dengan istri keduanya, Marla Maples.
Klaim Dorris juga diperkuat dengan pernyataan beberapa orang yang mengetahui tentang kejadian tersebut, termasuk teman Dorris di New York dan ibunya sendiri.
Baca Juga: Pakai Rok Pendek, Siswi SMA Prancis Lawan Stigma Baju Tak Senonoh
Kedua orang itu langsung dihubungi Dorris usai insiden pelecehan seksual itu terjadi. Orang lain yang tahu peristiwa itu adalah terapis dan teman-teman yang dia ajak bicara pada tahun-tahun setelahnya.
Semua mengatakan Dorris telah berbagi dengan mereka rincian dugaan insiden yang sesuai dengan apa yang kemudian dia katakan kepada The Guardian.
Dorris, sekarang 48 tahun dan seorang ibu dari anak perempuan kembar, mengatakan dia telah mempertimbangkan untuk berbicara di depan umum tentang insiden pada tahun 2016.
Tetapi dia memutuskan untuk tidak melapor, sebagian karena dia pikir hal itu dapat membahayakan keluarganya.
“Sekarang saya merasa anak perempuan saya akan berusia 13 tahun dan saya ingin mereka tahu bahwa Anda tidak membiarkan siapa pun melakukan apa pun yang tidak Anda inginkan,” kata Dorris.
“Dan saya lebih suka menjadi panutan. Saya ingin mereka melihat bahwa saya tidak tinggal diam, bahwa saya menentang seseorang yang melakukan sesuatu yang tidak dapat diterima," tambahnya.