Suara.com - Seorang pendeta di Amerika Serikat yang menganggap masker tidak penting dan menolak menggunakan masker selama kebaktian, dinyatakan terinfeksi virus corona.
Menyadur New York Post, Jumat (18/9/2020), Paul Van Noy, pendeta senior di gereja Candlelight Christian, kini tengah menjalani perawatan Covid-19 di rumah sakit selama dua minggu.
Pihak gereja yang terletak di negara bagian Idaho sejauh ini belum mengetahui asal virus yang menginfeksi Van Noy.
Pasalnya, tempat ibadah itu baru saja ditutup selama dua minggu untuk sterilisasi sebelum dibuka kembali untuk kegiatan kebaktian pekan lalu.
Baca Juga: Ini Alasan Dokter Tak Rekom Masker Scuba untuk Perlindungan dari Covid-19
"Kami jelas tidak ingin menyebarkan virus," ujar juru bicara gereja, Eric Reade.
Reade menyebut Van Noy sebelumnya membuat pernyataan para jemaah gereja itu tidak diwajibkan untuk memakai masker.
Pendeta ini juga disebutkan cukup vokal melalui akun Facebook miliknya, mengatakan gerejanya tidak akan menerapkan aturan wajib otoriats setempat lantaran rumah ibadah itu bukan tempat umum.
Dalam unggahan tersebut, Van Noy mengamini bahwa Covid-19 tengah merebak di lingkungannya termasuk di komunitasnya dan membenarkan virus itu ada.
"Namun, kepanikan untuk menghentikan dunia atau mengamanatkan kepatuhan publik menyebabkan penolakan yang taka terhitung dan tidak akan membantu," tulisnya.
Baca Juga: Satpol PP Tak Bisa Tindak Pelanggar Protokol Kesehatan di Perkantoran
Lebih lanjut si pendeta menegaskan umat paroki dapat memakai masker sata kebaktian, meski menurutnya itu tidak penting.
Sejauh ini, lima staf gereja juga dinyatakan terinfeksi virus corona.
Melalui website, pihak gereja mengabarkan kondisi Van Noy saat ini berangsur-angsur pulih, begitu pula dengan istrinya yang juga terinfeksi.
"Saya menjadi lebih baik. Mereka memberi tahu saya, bahwa saya akan keluar dari ICU beberapa hari lagi, dan akan dipindah di kamar biasa," kata Van Noy.