Suara.com - Acara penghormatan terakhir untuk almarhum Sekretaris Daerah (Sekda) DKI yang wafat karena corona belakangan ini mendapat kritikan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun buka suara untuk membelanya.
Riza mengatakan acara itu menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19 secara ketat. Para peserta menjaga jarak, menggunakan masker, dan jenazah Saefullah tidak dikeluarkan dari mobil ambulans selama acara.
"Kita Gubernur, jajaran memberikan penghormatan terakhir tetap dengan protokol covid-19. Jenazah tetap di mobil jarak jauh. Semua berjarak," ujar Riza kepada wartawan, Jumat (18/9/2020).
Baca Juga: Bawa Jenazah Sekda DKI ke Balai Kota, Anies Disebut Pemimpin Congkak
Riza menyebut Saefullah merupakan sosok yang berjasa dan dekat dengan orang-orang di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Karena itu, kata Riza, Saefullah layak diberikan penghormatan terakhir meski di tengah Corona.
"Pak Sekda itu kan pimpinan di Pemprov yang selama ini kerja tulus, ikhlas pagi, siang, sore malam selama ini memberikan pelayanan untuk Jakarta selama karirnya," jelasnya.
Selain itu, jalur dari RSPAD tempat Saefullah wafat menuju rumahnya disebut Riza melewati Balai Kota. Karena itu pihaknya menggelar penghormatan terakhir sekaligus mendoakan almarhum agar diterima amal ibadahnya.
"Jenazah dari RS kan ingin dibawa ke tempat pemakaman. Kebetulan jalannya memang lewat Balai Kota," pungkasnya.
Pemimpin Pongah
Baca Juga: Sekda DKI Wafat Karena Corona, Wagub: Pejabat dan PNS Bakal Ditracing
Sebelumnya, Ketua Forum Komunikasi Warga Jakarta, Azas Tigor Nainggolan mengaku heran dengan tindakan Gubernur Anies Baswedan yang membuat acara penghormatan terakhir untuk Sekretaris Daerah (Sekda) Saefullah. Pasalnya Saefullah diketahui wafat karena terjangkit Covid-19.
Menurut Tigor, pasien positif corona seharusnya langsung dimakamkan begitu dinyatakan wafat. Pasalnya jenazah pasien Covid-19 disinyalir masih dapat menulari virus ke orang lain di sekitarnya.
"Seseorang yang positif Corona seharusnya langsung dibawa dan dimakamkan segera sesuai protokol kesehatan masa pandemi Covid 19," ujar Tigor kepada wartawan, Kamis.
Ia lantas mempertanyakan tujuan Anies mengadakan acara penghormatan terakhir yang dihadiri oleh para PNS dan pejabat itu. Seharusnya, kata Tigor, Anies lah yang menghampiri jenazah Saefullah ke Rumah Sakit sendiri.
"Jika memang ingin memberi penghormatan terakhir, kenapa tidak Anies Baswedan sebagai gubernur Jakarta yang datang menghampiri jenazah almarhum ke rumah sakit," jelasnya.
Ia lantas menganggap Anies hanya menunjukan sisi kesombongan seorang atasan kepada bawahan.
Tigor menyebut Anies tidak menunjukan kepedulian atas kesehatan pegawainya.
"Cara Anies Baswedan meminta membawa jenazah almarhum Saefullah mencerminkan sebagai kesombongan seorang atasan terhadap bawahannya," katanya.