Suara.com - Pertempuran antara pasukan Afghanistan dengan militan Taliban meletus di tiga distrik provinsi Nangarhar, menewaskan puluhan orang.
Menyadur Al Jazeera, Jumat (18/9/2020), bentrokan ini terjadi di tengah pembicaraan damai tengah berlanjut guna mengakhiri konflik menahun.
Juru bicara gubernur Nangarhar, Ataullah Khogyani, mengatakan para militan Taliban menyerang beberapa pos pemeriksaan pasukan Afghanistan dan penjuang pro pemerintah.
Ia merinci sedikitnya 11 pasukan Afghanistan tewas dalam pertempuran di Hesarak, sementara delapan pejuang pro-pemerintah meninggal dunia di distrik Khogyani.
Baca Juga: Serangan Paus Pembunuh ke Kapal Meningkat, Ilmuwan Selidiki Penyebabnya
Pertempuran sengit ini, imbuh Ataullah, juga menewaskan sekitar 30 pejuang Taliban.
"Tidak ada serangan dari pihak kami. Musuh terus menyerang dan menumpahkan darah warga Afghanistan," ujar Menteri Pertahanan Afghanistan Asadullah Khalid.
Sejauh ini pihak Taliban belum memberikan pernyataan terkait serangan tersebut.
Konflik paling anyar ini terjadi ketika pemerintah Afghanistan dan Talibat tengah dalam pembicaraan di Doha yang bertujuan mengakhiri perang yang telah berlangsung lama.
Perwakilan dari pemerintah Afghanistan dan Taliban telah memulai tatap muka pada Senin (14/9), setelah berbulan-bulan tertunda akibat perjanjian pertukaran tahanan antara kedua belah pihak.
Baca Juga: Petani di Lebak Selatan Keluhkan Serangan Kawanan Monyet dan Babi Hutan
Negoisasi tersebut merupakan hasil dari kesepakatan antara Taliban dan Amerika Serikat yang ditandatangani pada februari, yang juga membuka jalan bagi penarikan semua pasukan asing pada Mei 2021.
Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan meski pembicaraan itu meningkatkan harapan berakhirnya perang, tantangan tetap ada.
"Ini adalah fase baru dalam diplomasi untuk perdamaian di Afghanistan," kata Khalilzad, pekan lalu.
"Negoisasi ini merupakann pencapaian penting, tetapi ada tantangan yang tidak sedikit dalam perjalanan mencapai kesepakatan," tandasnya.