Suara.com - Politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon belajar dari kasus kematian Sekda DKI Jakarta Saefullah akibat terinfeksi Covid-19. Jansen menyebut virus tersebut memang sangat berbahaya.
Hal itu disampaikan oleh Jansen melalui akun Twitter miliknya @jansen_jsp.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini, seorang Sekda yang mendapatkan perawatan medis maksimal kesulitan dalam melawan virus tersebut.
"Sekelas pak Sekda yang full perawatan saja tak kuasa melawan Covid-19 ini," kata Jansen Sitindaon seperti dikutip Suara.com, Kamis (17/9/2020).
Baca Juga: 30 Kementerian Jadi Klaster Covid-19, Kantor Menkes Terawan Paling Banyak
Kondisi rumah sakit dengan fasilitas ICU juga belum tentu bisa menyelamatkan nyawa pasien yang terinfeksi Covid-19.
Apalagi jika kondisi ICU di rumah sakit penuh akibat membludaknya kasus positif Covid-19.
"ICU ada pun belum tentu bbisa selamatkan nyawa, apalagi penuh," imbuh Jansen.
Oleh karenanya, Jansen mengajak masyarakat luas untuk memotong rantai penyebaran Covid-19.
Salah satunya dengan tidak bepergian keluar rumah bila tidak ada keperluan mendesak dan kondisi tubuh tidak sehat.
Baca Juga: Tangani Covid-19 di Daerah, Ini Perintah Luhut Pandjaitan ke Gubernur
"Kalau tak penting-penting amat apalagi badan kurang fiot tak usah keluar rumah. Mari hidup irit agar bisa lebih lama di rumah," ungkap Jansen.
Diketahui, Sekda DKI Jakarta Saefullah telah dinyatakan wafat karena terjangkit virus corona. Namun Saefullah tak dimakamkan di pemakaman khusus pasien corona.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengatakan, Saefullah dimakamkan di makam khusus keluarga. Lokasinya berada di kawasan Rorotan, Jakarta Utara.
Karena penyebabnya adalah Covid-19, maka jenazah Saefullah sudah dilakukan pemulasaran sesuai protokol Covid-19. Pemakamanannya juga dilakukan sesuai dengan protokol.
"Rencananya jenazah Saefullah akan dimakamkan dengan protokol COVID-19 di tanah pemakaman keluarga di Rorotan, Jakarta Utara," ujar Widyastuti dalam keterangan tertulis.
Widyastuti juga mengatakan Saefullah meninggal dunia karena shock sepsis irreversible dengan ARDS bagi pasien terkonfirmasi COVID-19. Ia sempat mendapatkan perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto.
"Bapak Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible dengan ARDS, yaitu kerusakan pada jaringan paru akibat infeksi COVID-19, sehingga menyebabkan gagal napas yang tidak dapat diperbaiki. Hal ini karena tidak bisa terjadi pertukaran oksigen yang memadai," jelasnya.
Sebelumnya, Saefullah menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan sejak 8 September 2020 hingga akhirnya dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto pada Minggu (13/9) dini hari.
Saefullah telah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta sejak 17 Juli 2014. Sebelumnya, Saefullah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat pada tahun 2008 - 2014.