Suara.com - Sebanyak 219 tahanan di Uganda melarikan diri dan berhasil membawa serta 15 senapan AK-47, dua orang berhasil ditangkap kembali dan dua tewas.
Menyadur Daily Sabah, Kamis (17/9/2020) ratusan narapidana tersebut melarikan diri pada Rabu (16/9) malam dari sebuah penjara di Karamoja.
Menurut juru bicara Brigadir Flavia Byekwaso, sebelum melarikan diri, mereka membobol gudang senjata penjara dan mencuri 15 senapan AK-47, 20 magasin, dan amunisi lainnya.
"Ini melarikan diri secara massal ... mereka adalah penjahat kelas kakap," katanya, menambahkan mereka adalah pembunuh, perampok dan pemerkosa.
Baca Juga: Berlindung di Sebuah Gubuk, 9 Bocah di Uganda Meninggal Tersambar Petir
Operasi keamanan besar-besaran sedang dilakukan untuk menangkap mereka kembali, dan dua narapidana tewas dalam pengejaran sementara dua orang ditangkap kembali, katanya.
Fakta bahwa mereka memiliki senjata dan kabur saat kondisi sudah gelap membuat pencarian lebih sulit, kata Byekwaso.
"Mereka punya waktu semalaman untuk bubar dan bersembunyi; itu mempersulit upaya kami, tapi kami akan menangkap mereka," ujar Byekwaso.
Komisaris Jenderal Penjara Uganda Johnson Byabashaija mengkonfirmasi perkembangan tersebut pada hari Rabu (16/9).
Komjen Johnson mengatakan para narapidana berhasil melumpuhkan sipir penjara sebelum berhasil membobol gudang senjata dan mengambil sekitar 15 senapan.
Baca Juga: Memalukan, Dubes Uganda Ketahuan Pimpin Rapat Zoom untuk Curi Dana Covid-19
"Mereka kabur sekarang. Baku tembak hebat pun terjadi. Mereka lari menuju Gunung Moroto," kata Byabashaija pada hari Rabu, dikutip dari The East African.
Tentara Uganda kemudian meminta warga agar tetap tenang dan mengatakan mereka sedang melakukan pengejaran terhadap narapidana yang kabur.
"Operasi UPDF dalam mengejar narapidana kabur dari penjara Singila di Moroto untuk menangkap kembali dan memulihkan senjata curian terus berlanjut. Oleh karena itu, penduduk disarankan untuk tetap tenang," kata juru bicara UPDF, Brigjen Flavia Byekwaso, melalui Twitter pada Rabu malam.
Bisnis di Kota Moroto terhenti karena pasukan gabungan polisi, tentara, dan sipir penjara sedang mengejar para narapidana, yang sebagian besar adalah penjahat kelas kakap.
Insiden tersebut merupakan yang ketiga di Uganda sejak wabah virus corona pada Maret karena ketakutan tertular virus di penjara yang sempit mendorong upaya narapidana untuk kabur.
Setidaknya tiga kasus virus korona telah dilaporkan di penjara-penjara Uganda.
Menurut otoritas Uganda, jumlah total narapidana di Uganda naik 10 persen menjadi 65.000 dalam lima bulan hingga Agustus.
Lonjakan tersebut disebabkan oleh orang yang ditangkap karena melanggar berbagai aturan untuk menangani pandemi Covid-19 seperti jam malam dan pembatasan perjalanan.
Karamoja, daerah pegunungan di perbatasan Uganda dengan Kenya, juga merupakan wilayah kaya mineral tempat penambang skala besar menggali berbagai mineral dan logam termasuk emas.