Suara.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian selaku Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan atau BNPP menyatakan bahwa pihak akan meneruskan penyelesaian batas laut dengan negara tetangga.
Hingga saat ini Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan permasalahan batas laut dengan 10 negara tetangga. Menurutnya hal tersebut harus diselesaikan walaupun kondisi perekonomian tanah air masih terdampak dengan adanya pandemi Covid-19.
"Sekarang realistis soal batas, karena tidak banyak tertunda karena Covid-19, negara tetangga pun membutuhkan kejelasan batas wilayah. Negosiasi kita lakukan untuk penyelesaian segmen-segmen dalam sengketa, dispute, baik darat maupun laut," kata Tito dalam webinar bertajuk Perbatasan Menuju Indonesia Maju, Kamis (17/9/2020).
Tito menuturkan, berbagai pengamat berpendapat perekonomian Indonesia baru bisa pulih dan berjalan normal itu pada 2022-2023. Sehingga ia lebih memilih untuk realistis dengan menyelesaikan permasalahan perbatasan.
Baca Juga: Mahfud: Pintu Perbatasan Negara Harus Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Namun di sisi lain, ia memahami kondisi perekonomian baik di pusat maupun daerah tengah terpuruk.
"Terkontraksi karena pendapatan negara berkurang otomatis transfer ke daerah juga berkurang, dana perimbangan dan kemudian PAD juga tertekan seperti Bali misalnya sangat tertekan. Kemudian pemasukan lain dari BUMD semua terteka," tuturnya.