Suara.com - Tanah longsor yang terjadi di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, mengakibatkan dua warga meninggal dunia. Kedua korban dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah tertimpa material longsor.
BPBD Provinsi Papua Barat melaporkan kejadian itu pada Rabu (16/9/2020), malam. Selain memakan korban jiwa, longsor juga merusak satu rumah warga.
Dalam pernyataan tertulis yang diterima Suara.com, Kamis (17/9/2020), bencana longsor disertai banjir yang melanda tiga kecamatan. Kejadian alam dipicu oleh hujan dengan intesitas sedang hingga tinggi pada Rabu pukul 16.00 WIT.
Selain itu, menurut pantaun BPBD setempat, struktur tanah yang labil hingga akhirnya mengakibatkan longsoran. Saat kejadian banjir, tinggi muka air beragam antara 10 sentimeter hingga 100 sentimeter.
Baca Juga: Diduga Korban Begal, Polisi Tewas Tergeletak di Pondok Ranggon
Wilayah ketiga kecamatan di Kota Sorong yang terdampak kejadian tersebut meliputi Kecamatan Sorong (Kelurahan Klademak, Remu Utara), Sorong Utara (Kelurahan Malaingkedi) dan Sorong Manoi (Malabutor). Rumah-rumah terendam masih dalam pendataan BPBD.
Menyikapi kejadian tersebut, tim reaksi cepat BPBD Kota Sorong melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan Basarnas, TNI dan Polri untuk evakuasi korban.
BPBD Kota Sorong telah mengimbau masyarakat yang tinggal dekat lokasi rawan longsor agar selalu waspada dan siaga mengantisipasi kejadian serupa.
Berdasarkan analisis InaRISK, Kota Sorong memiliki tingkat risiko sedang hingga tinggi untuk bahaya banjir dan tanah longsor. Setidaknya ada 5 kecamatan yang berada pada kategori sedang hingga tinggi untuk bahaya longsor, dengan luas sekitar 4.717 hektar. Populasi penduduk terpapar di 5 kecamatan tersebut berjumlah 5.492 jiwa.
Sedangkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menginformasikan pada hari ini dan esok, Jumat (18/9/2020), wilayah Papua Barat berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang.
Baca Juga: Nasib Pilu Seklur di Tangerang, Tewas Masuk Selokan Saat Kejar Jambret