Terang-terangan Ingin Bunuh Presiden Bashar Al Assad, Suriah Kecam AS

Kamis, 17 September 2020 | 09:57 WIB
Terang-terangan Ingin Bunuh Presiden Bashar Al Assad, Suriah Kecam AS
Presiden Suriah Bashar al-Assad. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Suriah mengecam Amerika Serikat dengan menyebutnya sebagai negara 'nakal' setelah Presiden Donald Trump terang-terangan ingin membunuh Bashar al-Assad.

Rencana Trump untuk membunuh Presiden al-Assad disebut Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Suriah membuat AS tak ada benanya dengan kelompok teroris.

"Pengakuan Trump atas langkah tersebut menegaskan bahwa pemerintah AS adalah ... negara yang nakal," kata kementerian luar negeri Suriah dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara SANA.

"Itu mengejar taktik yang sama dengan kelompok teroris seperti pembunuhan dan pembunuhan," tambahnya, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.

Baca Juga: Digertak Donald Trump, Iran Balik Ancam Amerika Serikat

Pemerintah Suriah naik pitam setelah Trump mengaku ingin membunuh al-Assad saat diwawancarai Fox and Friends pada Selasa (16/9/2020).

Dalam acara tersebut, Presiden AS ke-45 itu mengatakan bahwa rencananya ditentang oleh Menteri Pertahanan, Jim Mattis pada 2017 silam.

"Saya lebih suka membawanya keluar. Saya sudah menyiapkannya," kata Trump.

"Mattis tidak ingin melakukannya. Mattis adalah jenderal yang sangat dilebih-lebihkan, dan aku melepaskannya."

Trump dilaporkan mempertimbangkan untuk membunuh al-Assad setelah presiden Suriah tersebut diduga melancarkan serangan kimia terhadap warga sipil.

Baca Juga: Swafoto Dekat Air Terjun, Kamala Terpeleset dan Meninggal

Pada April 2017, serangan gas sarin di kota Khan Sheikhoun yang dikuasai pemberontak menewaskan lebih dari 80 orang.

Trump melancarkan serangan rudal terhadap pangkalan udara rezim Shayrat, tempat serangan gas itu diduga diluncurkan.

Pernyataan Trump di acara Fox & Friends nyatanya berbanding terbalik dengan apa yang dikatakannya pada Septmeber 2018. Saat itu dia mengaku tak terpikirkan untuk membunuh al-Assad.

Pada April 2018, AS, Prancis, dan Inggris melancarkan serangan balasan setelah dugaan serangan kimiawi rezim lainnya di kota Douma yang dikuasai pemberontak, dekat Damaskus.

Setelah sembilan tahun perang, pemerintah Assad menguasai sekitar 70 persen Suriah.

Konflik sejak 2011 menewaskan ratusan ribu orang dan membuat sekitar setengah dari populasi Suriah sebelum perang mengungsi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI