Alasan Ahok Dulu Pilih Saefullah jadi Sekda DKI: Mau Ikuti yang Saya Minta

Rabu, 16 September 2020 | 16:43 WIB
Alasan Ahok Dulu Pilih Saefullah jadi Sekda DKI: Mau Ikuti yang Saya Minta
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat memberikan keterangan pers (Suara.com/Ummi Saleh). Ahok mengkritik pedas Pertamina.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ikut berduka cita setelah mendengar kabar Sekretaris Daerah DKI Saefullah meminggal dunia.

Saefullah dinyatakan meninggal setelah sebelumnya sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto akibat terpapar Corona (Covid-19).

Ahok lalu mengingat masa ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kenagan yang tak terlupakan Ahok, yakni ketika mengangkat Saefullah menjadi Sekda DKI pada 11 Juli 2014 lalu.

“Turut berduka dan saya yang mutus-kan pilih beliau jadi Sekda,” kata Ahok seperti dikutip Suara.com dari Terkini.id.

Baca Juga: Warga Rorotan Terpukul Sekda DKI Saefullah Meninggal: Orangnya Merakyat

Di mata Ahok, Saefullah merupakan sosok yang rajin dan cepat bekerja. Dasar itulah, Saefullah terpilih untuk menduduki posisi orang ketiga di pemerintahan Jakarta.

“Rajin dan pekerja cepat bisa ikutin kecepatan yang saya minta,” kenangnya.

Bukan cuma soal pekerjaan, Ahok juga punya banyak cerita tentang Saefullah saat sama-sama di Pemprov DKI.

“Fisiknya kuat dan bugar, jago main futsal,” ungkapnya.

Kenangan Anies

Baca Juga: Anies Larang Kirim Karangan Bunga untuk Sekda DKI: Lebih Baik Bersedekah

Kabar meninggalnya Saefullah pertama kali disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Saefullah menghebuskan nafas terakhir di RSPAD Gatot Subroto sekitar pukul 12.55 WIB.

Anies pun sangat berduka atas kepergiaan Saefullah yang dikenal sebagai pribadi yang baik.

"Saudara kita, sahabat baik kita, pribadi soleh yang amat baik itu yang selama ini bekerja bersama kita, telah dipanggil pulang ke rahmatullah," kata Anies.

Covid-19

Saefullah meninggal dunia karena terpapar Covid-19. Virus ini merusak jaringan paru-paru Saefullah hingga tak bisa tertolong lagi.

Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti. Ia menyebut Saefullah sempat mendapatkan perawatan intensif di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Lalu setelah dirawat, Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible dengan ARDS bagi pasien terkonfirmasi COVID-19.

"Bapak Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible dengan ARDS, yaitu kerusakan pada jaringan paru akibat infeksi COVID-19," ujar Widyastuti dalam keterangan tertulis, Rabu.

Akibat dari kerusakan jaringan paru, Saefullah mengalami gagal dalam pernapasan. Kerusakan ini tak bisa diperbaiki hingga akhirnya Saefullah meninggal dunia.

"Sehingga menyebabkan gagal napas yang tidak dapat diperbaiki. Hal ini karena tidak bisa terjadi pertukaran oksigen yang memadai," jelasnya.

Karena penyebabnya adalah Covid-19, maka jenazah Saefullah sudah dilakukan pemulasaran sesuai protokol Covid-19. Pemakamanannya pun juga dilakukan sesuai dengan protokol.

"Rencananya jenazah Saefullah akan dimakamkan dengan protokol COVID-19 di tanah pemakaman keluarga di Rorotan, Jakarta Utara," pungkasnya.

Saefullah diketahui sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan sejak 8 September 2020 hingga akhirnya dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto pada Minggu (13/9) dini hari.

Saefullah telah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta sejak 17 Juli 2014. Sebelumnya, Saefullah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat pada tahun 2008 - 2014.

REKOMENDASI

TERKINI