Suara.com - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Sekda DKI jakarta Saefullah. Saefullah meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19.
Duka tersebut disampaikan oleh Ahok melalui akun Twitter miliknya @basuki_btp. Ahok mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
"Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Sekda DKI Jakarta Bapak Saefullah, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keihklasan," kata Ahok seperti dikutip Suara.com, Rabu (16/9/2020).
Ahok mengenang sosok Saefullah yang ia lantik sebagai Sekda DKI pada 2014 silam. Ia menilai, Saefullah adalah seorang yang rajin.
Baca Juga: Wafat Kena Corona, Ahok Kenang Sekda DKI: Fisiknya Kuat, Jago Main Futsal
"Pak Saefullah adalah sosok yang rajin dan cepat dalam bekerja," ungkap Ahok.
Pelantikan Saefullah sebagai Sekda DKI Jakarta dilakukan pada 11 Juli 2014. Pelantikan tersebut dipimpin langsung oleh Ahok yang kala itu menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta.
Sempat berseberangan
Hubungan Ahok dan Saefullah sempat menegang menjelang Pilkada 2017. Kala itu, Saefullah mengaku siap maju di Pilkada 2017 jika ada partai politik yang mau mengusungnya.
Ahok menantang keseriusan Saefullah yang hendak memimpin ibu kota. Ia tak merasa khawatir bila anak buahnya itu menjadi kompetitornya di Pilkada DKI Jakarta.
Baca Juga: Ahok: Pak Saefullah Sosok Rajin dan Cepat dalam Bekerja
"Enggak apa-apa. Saya memang kasih tahu dia (Saefullah), kalau kamu serius mau maju, maju dong," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (14/9/2020).
Meski demikian, Ahok sempat mencap bawahannya itu sebagai orang yang berbahaya.
Ahok menuding Saefullah pernah memasukkan orang-orang pilihannya untuk bekerja di lingkungan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta tanpa sepengetahuannya.
"Sekda saja ngelawan saya kok. Kamu kira Sekda nggak pasang orangnya lurah, camat yang sempat saya cut, ingat nggak? Yang tiba-tiba baju putih semua dilantik itu lho. Saya langsung potong kan," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (18/8/2016).
Alasan Saefullah menaruh orang-orang pilihannya itu, menurut Ahok, untuk mempersiapkan diri maju di Pilkada 2017 melawan Ahok.
"Kamu kira (Saefullah) nggak pasang-pasang orang untuk kampanye? Justru lebih bahaya Sekda, dia yang menentukan semua program kita," kata Ahok.
Perseteruan antara Ahok dan Saefullah saat itu sempat makin memanas. Saefullah membantah semua tuduhan dari Ahok tersebut.
Saefullah kala itu pun meminta publik melihat secara langsung kondisi di lapangan.
"Coba saja cek lurah, camat, ada enggak saya gerakkan buat pilih saya. Saya nyalon atau enggak nyalon (Pilkada), kalau dianggap tak berkontribusi positif saya rela (diganti), jadi staf juga rela," ungkap Saefullah.
Namun, nama Saefullah seolah tenggelam dalam kontestasi politik kala itu. Tidak ada partai politik yang mau mengusung Saefullah.
Diketahui, sebelum meninggal, Sekda DKI Jakarta Saefullah positif Covid-19. Lalu ia mendapat perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Beberapa waktu lalu, Gubernur Anies DKI Jakarta membenarkan Saefullah tengah dirawat karena terkonfirmasi positif Covid-19.
Namun, setelah beberapa hari berjuang melawan Covid-19, Saefullah menghembuskan napas terakhirnya.
Saefullah meninggal dunia Rabu (16/9) pukul 13.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto. Banyak tokoh pun segera menyampaikan ucapan duka cita, termasuk salah satunya Ahok.