Suara.com - Yoshihide Suga terpilih sebagai perdana menteri baru Jepang, setelah memenangi banyak suara di parlemen pada Rabu (16/9/2020).
Menyadur Channel News Asia, Rabu (16/9/2020) Yoshihide Suga terpilih menjadi pemimpin baru pertama Jepang dalam hampir delapan tahun, setelah Shinso Abe mengundurkan diri.
Yoshihide Suga memenangkan 314 suara dari 462 yang diberikan oleh anggota majelis rendah atau DPR Jepang. Dewan tersebut lebih diutamakan dalam memilih perdana menteri.
Tangan kanan Mantan Perdana Menteri Shinso Abe sudah tersebut juga sudah menyiapkan "kabinet kontinuitas" yang berisi orang-orang kepercayaan Shinzo Abe.
Baca Juga: Terpilih sebagai Ketua Partai LDP, Yoshihide Suga Berpeluang Jadi PM Jepang
Suga telah berjanji untuk mengejar banyak program peninggalan Abe, salah satunya strategi ekonomi "Abenomics", dan terus maju dengan reformasi struktural, termasuk deregulasi dan perampingan birokrasi.
Shinso Abe, perdana menteri terlama di Jepang, mengundurkan diri karena masalah kesehatan setelah hampir delapan tahun menjabat. Saat itu, Suga bertugas di bawahnya di posisi penting yakni Sekretaris Kabinet.
Ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) tersebut menghadapi banyak tantangan, termasuk mengatasi Covid-19 sambil menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul dan berurusan dengan masyarakat yang menua dengan cepat.
Suga juga harus mengatasi konfrontasi AS-China yang semakin intensif, membangun hubungan dengan pemenang pemilihan presiden AS pada 3 November dan mencoba untuk menjaga hubungan Jepang sendiri dengan Beijing sesuai jalurnya.
Media lokal mengatakan bahwa kira-kira setengah dari kabinet Suga adalah orang-orang dari kabinet peninggalan Shinso Abe. Hanya akan ada dua wanita dan usia rata-rata 60 tahun.
Baca Juga: Penasaran, Ternyata Ini Alasan Geisha Memakai Riasan Wajah Putih
Di antara mereka yang diharapkan bertahan pada posisinya adalah pemain kunci seperti Menteri Keuangan Taro Aso dan Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi, bersama dengan Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto dan Menteri Lingkungan Hidup Shinjiro Koizumi, yang termuda di usia 39 tahun.
"Ini adalah kabinet 'Kontinuitas dengan kapital C'," kata Jesper Koll, penasihat senior manajer aset WisdomTree Investments.
Adik laki-laki Abe, Nobuo Kishi, kemungkinan besar akan dipilih menjadi Menteri Pertahanan, sementara menteri pertahanan saat ini yakni Taro Kono akan bertanggung jawab atas reformasi administrasi.
Yasutoshi Nishimura, orang kepercayaan Abe dalam menangani pandemi Covid-19, akan tetap menjadi menteri ekonomi, sementara Menteri Perdagangan dan Perindustrian Hiroshi Kajiyama, putra seorang politisi yang dianggap oleh Suga sebagai mentornya, juga akan dipertahankan.
Katsunobu Kato, mantan menteri kesehatan dan sekutu dekat Suga, diperkirakan akan menempati posisi Sekretaris Kabinet.
"Suga akan melanjutkan kebijakan ekonomi Abe dan tidak akan ada dampak jangka pendek pada pasar," kata Kensuke Niihara, kepala investasi State Street Global Advisors Jepang dikutip dari Channel News Asia.
"Dalam jangka panjang, karena minat investor asing terhadap saham Jepang rendah, jika dia terus melanjutkan reformasi struktural dan deregulasi, itu tema yang disukai investor dan akan menjadi kejutan positif," tambah Niihara.
Suga juga mengatakan Jepang mungkin perlu menaikkan pajak penjualan 10 persennya untuk membayar jaminan sosial, tetapi hanya untuk beberapa tahun.
Menurut Jesper Koll, petunjuk mengenai apakah dan bagaimana Suga akan mendorong reformasi dapat dilihat dari jajaran panel penasihat pemerintah seperti Dewan Kebijakan Ekonomi dan Fiskal.
"Ambisi Suga untuk mempercepat dan menghidupkan kembali proses (reformasi) jelas sekali, tapi personel lapis berikutnya akan menarik," ujarnya.
Banyak yang berspekulasi bahwa Suga mungkin menyerukan pemilihan cepat untuk DPR untuk memanfaatkan setiap dukungan publik, meskipun dia mengatakan penanganan pandemi dan menghidupkan kembali ekonomi adalah prioritas utamanya.