Suara.com - Kepolisian Yunani menangkap enam imigran terkait tragedi kebakaran yang menghancurkan kamp pengungis Moria pada Rabu (9/9).
Menyadur Channel News Asia, pihak berwenang yakin api sengaja disulut oleh sejumlah penghuni kamp setelah adanya aturan karantina merespon temuan kasus Covid-19 diantara pengungsi.
Kebakaran mengakibatkan lebih dari 12 ribu pengungsi kehilangan tempat berlindung sanitasi yang layak, hingga akses ke makanan dan air.
Ribuan penghuni kamp yang terlantar, disebutkan menolak untuk berpindah ke fasilitas baru dan bersikeras ingin meninggalkan pulau Lesbos.
Baca Juga: Gegara Lupa Matikan Kompor, Kebakaran Lahap Tiga Bangunan Dekat RS Siloam
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyerukan Uni Eropa untuk memberikan bantuan atas krisis migran, terutama di Moria.
Mitsotakis menyebut saat ini adalah waktunya menunjukkan solidaritas nyata dari Eropa.
Ia membeberkan fasilitas kamp baru akan dibangun di Lesbos dengan dukungan UE. Tapi, para migran khawatir bahwa kehiudpan di tempat penampugan sementara baru, tak akan lebih baik dari apa yang mereka alami di Moria.
Hingga kini, para migran di pengungsin masih perlu mengantre di luar gerbang untuk mendapatkan air, makanan, dan selimut dari petugas.
Kondisi mereka diperparah dengan adanya kasus virus corona di mana ditemukan setidaknya 25 pengungsi yang terinfeksi.
Baca Juga: Donald Trump Datang ke Lokasi Kebakaran Hutan California: Kayu Bisa Meledak
"Kekhawatiran terbesarnya adalah meski ribuan tempat tersedia dan akan terus diperluas, masih kurang dari 1.000 yang telah ditempati," kata Luciano Calestini, kepala kantor UNICEF Yunani.
Hanya beberapa ratus migran, terutama anak di bawah umur tanpa wali, yang telah dipindahkan dari Lesbos.
Pejabat Yunani menyebut tidak akan ada pemindahan massal dan semua pencari suaka harus pergi ke tempat penampungan baru.