Suara.com - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahud atau HNW menyebut Indonesia membutuhkan peraturan untuk melindungi para tokoh agama. Ia membandingkan kondisi Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dalam hal peraturan perlindungan tokoh agama.
Hal itu disampaikan oleh HNW melalui akun Twitter miliknya @hnurwahid.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS itu menyebut Negeri Paman Sam selangkah lebih maju dibandingkan Indonesia dalam upaya melindungi tokoh agama mereka.
"Di AS yang sekuler dan mayoritas Kristiani mempunyai Pastor Protection Act," kata HNW seperti dikutip Suara.com, Rabu (16/9/2020).
Baca Juga: Edit Foto Penusuk Syekh Ali Jaber Bawa Bendera Tauhid: BuzzerRp Nggak Waras
Sementara itu, di Indonesia dengan ideologi Pancasila justru belum memiliki peraturan khusus untuk melindungi para ulama dan tokoh agama.
HNW menilai, kini sudah saatnya Indonesia mulai berbenah diri dan menyiapkan peraturan agar bisa melindungi para ulama.
Bukan hanya tokoh agama Islam saja sebagai mayoritas pemeluk agama di Indonesia, melainkan perlindungan terhadap seluruh tokoh agama-agama yang diakui di Indonesia.
"Indonesia yang ber-Pancasila, wajarnya punya UU yang lindungi tokoh agama-agama yang diakui di Indonesia," tegasnya.
Pernyataan HNW tersebut dilatarbelakangi dengan insiden penusukan terhadap ulama Syekh Ali Jaber. Syekh Ali Jaber ditusuk oleh orang tidak dikenal saat sedang mengisi ceramah.
Baca Juga: Dalam Keadaan Sehat, Penusuk Syekh Ali Jaber Dikenai Pasal Berlapis
Pelaku Penusukan
Saat diwawancarai dalam tayangan TV One, Syekh Ali Jaber mengatakan pelaku sangat muda. Menurut dia, pelaku diperkirakan berusia 20 tahun. Perawakan pelaku, kata Syekh Ali Jaber, sangat kurus.
"Anak itu muda banget. Diperkirakan (usianya) 20 tahun. Orangnya kurus banget," tutur Syekh Ali Jaber dalam tayangan Kabar Petang TV One seperti dikutip Suara.com, Minggu (13/9/2020).
Selain itu, melihat dari perawakan, Ali Jaber meragukan pelaku bisa melakukan penusukan. Bahkan, Syekh Ali Jaber menduga pelaku melakukan perbuatannya karena ada dorongan atau ada yang menyuruh.
"Saya merasa kalau melihat dari wajahnya ketika saya berhadapan dan diamankan, tampaknya bukan hal mudah untuk melakukan hal seperti ini, seperti ada dorongan atau ada yang menyuruh," ujarnya.
Menurut Ali Jaber, dengan fisik seperti pelaku, mustahil untuk melakukan penusukan tersebut.
"Karena saya lihat dari segi fisik, dia tidak mungkin. Butuh mental yang kuat untuk melakukan hal seperti ini," katanya.
Ketika ditanyakan pewawancara terkait hal yang diteriakan pelaku, Syekh Ali Jaber menampik.
Menurut Syekh Ali Jaber, saat itu pelaku tidak berbicara apapun dan tiba-tiba menghunuskan pisau.
"Tidak, dia hanya diam. Dia hanya angkat pisau, kebetulan panitia sudah banyak, ada yang lagi live dan rekam karena lagi berlangsung ceramah. Semua terekam," terang Ali Jaber.