Suara.com - Puluhan aktivis feminis menggelar aksi protes dengan bertelanjang dada di sebuah museum setelah seorang wanita dilarang masuk karena belahan dada terlihat.
Menyadur Mirror, Selasa (15/9/2020) sekitar 20 aktivis FEMEN menggelar aksi protes dengan tidak mengenakan pakaian atas dan meneriakkan bahwa payudara mereka "tidak cabul".
Aksi protes tersebut dilakukan pada hari Minggu setelah insiden seorang wanita mengaku bahwa dia dilarang masuk ke Musée d'Orsay di Paris karena belahan dadanya terlihat.
Protes itu dilakukan untuk menunjukkan dukungan kepada seorang siswa, yang disebut di media lokal sebagai Jeanne, yang dilarang memasuki museum karena gaun yang dikenakannya dianggap terlalu terbuka.
Baca Juga: Murka Neymar Disebut 'Monyet' Warnai Hujan Kartu Merah PSG Vs Marseille
"Kecabulan ada di mata Anda!" tulis FEMEN di akun Twitternya sembari memposting foto-foto selama aksi protes yang mereka lakukan.
"Sekitar 20 aktivis Femen melakukan tur topless di Museum Orsay hari ini. Hentikan seksualisasi tubuh wanita!" tulis FEMEN.
Para aktivis menyatakan bahwa tubuh mereka tidak cabul dan mereka mendukung Jeanne dan semua wanita yang menjadi korban diskriminasi seksis.
Aksi protes tersebut muncul setelah Jeanne menerbitkan surat terbuka di akun Instagramnya yang menjelaskan bahwa ia merasa "didiskriminasi" atas dasar "dinamika seksis" oleh petugas keamanan museum yang melarangnya masuk.
Penolakan tersebut memicu kontroversi yang kuat dan banyak menyita perhatian media baik lokal maupun internasional.
Baca Juga: Marseille Taklukkan PSG, Berikut Hasil dan Klasemen Liga Prancis
"Sesampainya di pintu masuk museum, saya tidak punya waktu untuk mengeluarkan tiket saya, karena pemandangan payudara saya mengejutkan seorang petugas yang bertanggung jawab mengendalikan reservasi." ujar Jeanne pada Daily Star.
"Belahan saya yang menjadi masalah." ungkap Jeanne.
Jeanne merinci awalnya ia merasa bingung mengapa tak diizinkan masuk karena si petugas museum tidak menyebutkan aturan yang ia langgar.
Melalui unggahan Instagram, mahasiswi jurusan sastra Prancis ini membagikan kronologi kejadian di museum, sekaligus penampakan baju yang ia pakai saat itu.
"Saya tak mengira bahwa belahan dada saya akan menjadi subyek perselisihan," tulis Jeanne dalam caption.
Saat menunjukkan tiket masuk, tiba-tiba petugas tidak memberikan izin tanpa merici apa kesalahannya.
"Tidak pernah ada yang mengatakan belahan dadaku adalah masalah, mereka jelas-jelas menatap payudaraku, menyebutnya sebagai 'itu'," kata Jeanne merespon penjaga yang menyebutkan aturan museum.
Kepada Jeanne, staf museum mengatakan "aturan adalah aturan", dan memintanya untuk memakai jaket jika ingin tetap masuk ke museum yang menampilkan beberapa karya lukisan telanjang populer dari abad ke-19 itu.
Sempat menolak memakai jaket, perempuan ini akhirnya mengiyakan permintaan itu dan diizinkan masuk ke dalam museum.
"Saya memakainya sepanjang musim panas. Saya merasa nyaman memakainya dan itu cantik." jelas Jeanne mengenai gaun yang dipakainya. "Saya bukan hanya payudaraku, saya bukan hanya sebuah tubuh." tegas Jeanne