Suara.com - Mahkota rapper legendaris Amerika Serikat Biggie Smalls yang ditaksir bernilai Rp 4 miliar dan surat cinta Tupac Shakur akan dilelang.
Menyadur The Sun, Selasa (15/9/2020) Sotheby, badan lelang Amerika Serikat akan menjual 22 surat cinta yang ditulis oleh Tupac Shakur kepada kekasih SMA-nya dan sebuah mahkota ikonik pada masanya.
Surat-surat cinta tersebut diharapkan akan terjual hingga 80.000 dolar (Rp 1,1 miliar) dan mahkota ikonik Biggie diperkirakan akan tembus 300.000 dolar (Rp 4,4 miliar).
Mahkota berwarna emas tersebut sebenarnya hanya aksesori yang digunakan Biggie untuk tujuan pemotretan King of New York tahun 1997.
Baca Juga: Selamatkan Tiktok di AS, ByteDance Pilih Oracle Jadi Partner
Mahkota tersebut juga ditandatangani oleh rapper dengan nama asli Christopher Wallace, yang terbunuh hanya tiga hari setelah pemotretan pada usia 24 tahun 1997.
Mahkota tersebut ditawarkan oleh seorang fotografer bernama Barron Claiborne yang terlibat dalam pemotretan foto Biggie yang ikonik.
Claiborne diminta untuk memotret Biggie dan ia membuat konsep yang menggambarkan B.I.G. sebagai raja New York di singgasananya.
Namun ide tersebut ditentang oleh teman dekat sekaligus kepala labelnya, Diddy, yang ia anggap konsep tersebut akan terlihat seperti salah satu merek makanan cepat saji yakni Burger King.
Namun, Biggie senang dengan konsep tersebut dan ingin memakainya dan terciptalah salah satu foto artis hip-hop yang paling ikonik.
Baca Juga: Unik, Ada Hari Kakek dan Nenek Nasional di Amerika Serikat
"Dengan peristiwa tragis yang terjadi hanya beberapa hari setelah pemotretan, citra dari Notorious B.I.G. menjadi lebih dari sekadar potret - foto tersebut mengubah Biggie Smalls menjadi sosok aristokrat atau orang suci, selamanya diabadikan tidak hanya sebagai Raja New York, tetapi juga raja musik Hip Hop dan salah satu artis terhebat sepanjang masa," kata Claiborne.
Surat cinta yang ditulis oleh Tupac Shakur saat masih berusia 16 tahun juga akan dilelang. Surat tersebut ditujukan kepada Kathy Loy, kekasihnya saat mereka berdua bersekolah di Baltimore School for the Arts,
Dalam surat yang kemungkinan ditulis dari Maret 1987 hingga April 1998 itu, Tupac menunjukkan sekilas tentang kelemahannya, dia menyatakan cintanya pada Loy ketika dia duduk di kelas 10.
"Aku mencintaimu sekarang lebih dari sebelumnya, menginginkanmu sekarang lebih dari sebelumnya, Tidak ada yang sebanding denganmu, yang aku suka ..." tulis Tupac di salah satu suratnya.
Ikatan dekatnya dengan teman masa kecilnya Jada Pinkett Smith juga ditampilkan dalam surat itu saat dia memberi tahu Loy: "Jada bilang dia bisa melihat betapa aku mencintaimu."
"Manajer lamaku datang dan berkata dia tidak ingin aku pensiun dari rap, tapi menurutku aku melakukannya karena aku tidak bisa menangani terlalu banyak penolakan dan aku tidak punya waktu." tulis Tupac di salah satu suratnya ketika mengungkapkan rasa tidak amannya kepada Loy.
"Sejak kelahirannya di Bronx pada tahun 1970-an, Hip Hop telah menjadi kekuatan budaya global, yang pengaruh besarnya terus membentuk semua bidang budaya: musik, mode, desain, seni, film, sikap sosial, bahasa, dan banyak lagi." ujar Sothebay.
Sebagian dari hasil penjualan akan disumbakan ke Yayasan Perpustakaan Umum Queens sebagai upaya mendukung program hip-hop mereka.
Biggie dan Tupac adalah dua nama paling ikonik dalam hip-hop Amerika Serikat bahkan dunia. Mereka berdua berusaha menyoroti kehidupan di jalanan, kebrutalan polisi, dan dampak diskriminasi rasial melalui pekerjaan mereka.
Tupac Shakur memasuki dunia musik sebelum Biggie dengan album debutnya 2Pacalypse pada tahun 1991. Dia kemudian merilis empat album berikutnya, yakni All Eyez On Me, yang telah muncul di daftar album terbesar beberapa kritikus.
Biggie di sisi lain, merilis album debutnya, Ready to Die pada tahun 1994. Album ini menjadi hit komersial dan dikreditkan untuk menghidupkan kembali hip hop pantai timur dalam genre yang didominasi oleh artis pantai barat.
Meskipun kedua rapper ini awalnya berteman, mereka terlibat dalam salah satu persaingan musik terbesar dengan adegan perang pantai timur dan barat.
Persaingan meningkat ketika Tupac percaya bahwa Biggie memiliki andil dalam percobaan pembunuhannya pada tahun 1994.
Hal itu juga memicu perselisihan sengit antara Diddy's Bad Boy Records dan Suge Knight's Death Row Records.
Persaingan sengit itu bahkan hingga mengakibatkan kematian mereka berdua, Tupac dibunuh pada 7 September 1996 dan Biggie enam bulan kemudian. Setelah kematian Tupac, Biggie berusaha mengakhiri persaingan antara timur dan barat.
"Kami dua orang yang individualis, kami mengobarkan pesisir ... satu orang melawan satu orang membuat seluruh Pantai Barat membenci seluruh Pantai Timur. Dan sebaliknya. Dan itu benar-benar membuatku kesal." ujar Biggie dalam sebuah wawancara dengan Jim Bean.
Hingga saat ini, pembunuhan mereka tetap menjadi misteri karena tidak pernah terpecahkan.