Mayoritas Warga Bahrain Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel

Selasa, 15 September 2020 | 13:43 WIB
Mayoritas Warga Bahrain Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al-Khalifa (kanan). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagian besar warga Bahrain menolak kesepakatan normalisasi hubungan antara negara mereka dengan Israel yang dijembatani oleh Amerika Serikat, pada Jumat (11/9/2020).

Menyadur Middle East Eye, Selasa (15/9/2020), keputusan itu membuat marah warga Bahrain, yang menyuarakan protes lebih vokal dibanding warga Uni Emirat Arab (UEA) yang lebih dulu menekan perjanjian normalisasi dengan Israel.

Maryam al-Khawaja, putri dari aktivis hak asasi manusia Abdulhadi al-Khawaja yang dipenjara, mengatakan mayoritas warga Bahrain selalu menentang penindasan seperti yang dilakukan Israel pada Palestina.

"Mayoritas rakyat Bahrain selalu menentang penindasan, pendudukan dan apartheid terhadap rakyat #Palestine"," kata Maryam.

Sementara mantan anggota parlemen Ali al-Aswad menyebut keputusan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai "hari hitam dalam sejarah Bahrain".

"Anda akan diingatkan oleh sejarah atas dukungan Anda [terhadap] kolonialisme dan penjajahan," kata Ali.

Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Al-Zayani berdalih dengan mengatakan kesepakatan itu mewakili langkah bersejarah menuju perdamaian di Timur Tengah.

Di sisi lain, otoritas Palestina dan Hamas sama-sama mengutuk kesepakatan damai itu sebagai "tusukan lain di belakang" oleh pemerintahan negara Arab.

Partai oposisi al-Wefaq menyebut kesepakatan itu sebagai pengkhianatan total terhadap Islam dan Arabisme dan penyimpangan dari konsensus Islam, Arab, dan nasional.

Baca Juga: Tengah Duduk di BMW, Pria 33 Tahun Tewasi usai Didor 3 Kali

Hanan Ashrawi, anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan dia "tersanjung dan berbesar hati" dengan dukungan dari Bahrain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI