Suara.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyoroti aksi penusukan terhadap penceramah Syekh Ali Jaber yang diklaim oleh kepolisian pelaku mengalami halusinasi. Novel justru menemukan kejanggalan atas kasus tersebut.
Kejanggalan tersebut diungkap oleh Novel Baswedan melalui akun Twitter pribadi miliknya @nazqistsha.
Menurut Novel, aksi penusukan dengan menggunakan pisau merupakan aksi berencana karena pelaku telah menyiapkan pisau sebelum beraksi.
Hal ini berbeda dengan halusinasi. Jika halusinasi, maka pelaku akan tiba-tiba melakukan penyerangan dengan tangan kosong tanpa memiliki persiapan apapun.
Baca Juga: Dikunjungi Mahfud MD, Syekh Ali Jaber Titip Salam Ini untuk Presiden Jokowi
"Spontan karena halusinasi itu bila tiba-tiba memukul, bila menikam dengan pisau itu berencana karena ada persiapan untuk bawa pisau," kata Novel seperti dikutip Suara.com, Selasa (15/9/2020).
Novel mendesak agar aparat kepolisian bisa melakukan investigasi mendalam atas kasus tersebut.
Ia meminta agar aparat tidak memberikan kesimpulan tanpa memiliki basis bukti.
"Investigasi tidak boleh buat kesimpulan tanpa basis bukti," ungkap Novel.
Bahkan, Novel memiliki keyakinan akan menemukan banyak barang bukti baru jika dilakukan penggeledahan.
Baca Juga: Profil Syekh Ali Jaber, Pendakwah Korban Penusukan
"Bila digeledah akan banyak bukti yang didapat. Semoga Syekh Ali Jaber lekas sembuh," tuturnya.
Ditusuk saat Ceramah
Syekh Ali Jaber sebelumnya ditusuk oleh orang tidak dikenal saat tengah berdakwah di Masjid Falahuddin, Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjung Karang Barat (TKB), Kota Bandarlampung, Minggu (13/9/2020) kemarin.
Peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 17.15 WIB saat Syekh Ali Jaber tengah berdialog dengan jamaah.
Tiba-tiba, seorang pria tidak dikenal menghampiri Syekh Ali Jaber dan menusukkan pisau hingga mengenai lengan bahu kanannya.
Akibat penyerangan tersebut Syekh Ali Jaber mengalami luka sobek hingga dijahit sebanyak 10 jahitan.
Motif Penusukan
Polisi telah meringkus Alpin Adrian (24), pemuda yang menjadi pelaku kasus penusukan terhadap Syekh Ali Jaber.
Dari hasil pemeriksaan sementara, motif Alpin menikam ulama itu saat berceramah karena kerap terbayang wajah korban.
Dalih itu karena pelaku mengaku kerap melihat Syekh Ali Jaber di televisi.
"Pemeriksaan dari tersangka tadi malam dalam pengakuannya dia itu rasanya merasa sering melihat di televisi itu aja. Sehingga dia merasa terbayang-bayangi wujud atau fisik Syekh Ali Jaber, sehingga dia melakukan tindakan tersebut. Itu yang ada di alam pikiran dia," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsya saat dihubungi, Senin.
Namun demikian, polisi tak langsung percaya dengan ucapan yang dilontarkan tersangka saat menjalani pemeriksaan.
Polisi mengaku masih menyelidiki motif di balik aksi penusukan tersebut.
"Makanya ini harus sesuai dong antara fakta yang terjadi maupun dari keterangan tersangka kan harus sesuai," imbuhnya.