Suara.com - Penyidik sudah melakukan profiling terhadap Alpin Adrian (24), tersangka kasus penusukan terhadap ulama Syekh Ali Jaber.
Profiling merupakan salah satu pendekatan dalam penyelidikan kasus kejahatan dalam hal ini untuk menelusuri dugaan aksi Alpin ada kaitan dengan jaringan teroris.
"Yang pasti kami sudah berkoordinasi dengan satgas-satgas yang ada di sini. Memprofiling kira-kira ada kaitannya atau tidak. Nanti perkembangan pasti kami sampaikan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung Komisaris Rezky Maulana, Senin (14/9/2020).
Sejauh ini polisi belum menemukan alat bukti yang mengarah pada keterlibatan jaringan teroris di belakang peristiwa penusukan terhadap Syekh Ali Jaber, kata juru bicara Kepolisian Daerah Lampung Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsya, beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Jangan Terprovokasi, Syekh Ali Jaber Minta Umat Islam Berbaik Sangka
Keterangan Alpin masih didalami. Informasi terakhir yang disampaikan ke penyidik, Alpin melakukan aksi lantaran terbayang-bayang terus dengan wajah Syekh Ali Jaber -- tokoh yang sering dia lihat di YouTube dan televisi.
"Pemeriksaan dari tersangka tadi malam dalam pengakuannya dia itu rasanya merasa sering melihat di televisi itu aja sehingga dia merasa terbayang-bayangi wujud atau fisik Syekh Ali Jaber sehingga melakukan tindakan tersebut. Itu yang ada di alam pikiran dia," kata Pandra.
"Makanya ini harus sesuai dong antara fakta yang terjadi maupun dari keterangan tersangka kan harus sesuai," Pandra menambahkan.
Untuk memastikan kondisi kejiwaan Alpin, hari ini penyidik berencana memeriksanya. Pemeriksaan kejiwaan selain didasarkan pada keterangan-keterangan yang disampaikan Alpin, juga karena keluarganya bilang sejak 2016 mengalami depresi.
"Tetapi tersangka termasuk barang bukti yang ada sudah diamankan, bahkan tersangka masih ditahan sampai saat ini. Kami tetap akan memproses secara hukum dan tentunya proses secara hukum ini didasari juga dalam keadaan sehat jasmani dan rohani terhadap tersangka," kata dia.
Baca Juga: Mengharukan, Begini Isi Surat Anak yang Dibunuh Ibu Kandungnya
Kasus penyerangan terhadap ulama asal Arab Saudi itu di Masjid Falahuddin, Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandarlampung, Minggu (13/9/2020), sore, menjadi perhatian publik.
Berbagai spekulasi mengenai motifnya muncul. Sebagian kalangan menariknya ke arah politik.
Terlepas dari spekulasi yang muncul, pemerintah yang diwakili Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD meminta aparat penegak hukum mengadili pelaku secara fair dan proses hukumnya secara terbuka.
Mahfud juga menginstruksikan supaya semua aparat menjamin keamanan para tokoh agama yang sedang berdakwah.